Maknai Idul Adha dengan Solidaritas dan Kebersamaan | Bali Tribune
Diposting : 4 September 2017 18:08
Arief Wibisono - Bali Tribune
Relawan
Kordinator Relawan De Gadjah, Putu Trisnajaya di sela pemotongan hewan kurban di posko relawan.

BALI TRIBUNE - Idul Adha  atau yang dikenal dengan istilah Hari Raya Kurban yang menjadi salah satu hari raya umat Islam memiliki  makna kurban  adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Tentu telah menjadi tradisi sebagaimana lazim dilakukan umat Muslim di dunia untuk menyembelih hewan kurban atau mengorbankan hewan yang menjadi sebagian hartanya untuk kegiatan sosial.

"Ketaatan itu harus dilandasi dengan rasa ikhlas sepenuhnya yang merupakan dari kegiatan sosial kita hari ini, berkumpul dalam kebersamaan," ujar Kordinator Relawan De Gadjah Monang Maning, Putu Trisnajaya yang ditemui di sela pemotongan hewan kurban di posko relawan, Jumat (1/9) lalu.

Menurut Putu Trisnajaya yang kerap dipanggil Pak Dek, ada sekitar 12 ekor kambing yang dipotong bersama warga yang kemudian disalurkan pada yang berhak. "Inilah salah satu bentuk solidaritas dan toleransi kita dalam bermasyarakat," tukasnya.

Disamping itu  Pak Dek yang juga menjabat Perbekel Desa Tegal Kertha mengatakan, karekteristik masyarakat Tegal Kertha berbeda dengan desa desa lainnya."Di desa ini masyarakatnya heterogen, datang dari berbagai pelosok tanah air, bahkan bisa dikatakan seperti miniaturnya Indonesia, karena itu kita tetap menjunjung tinggi toleransi, persatuan dan kesatuan. Salah satunya melalui pemotongan hewan kurban secara bersama-sama," sebutnya.

Ia menambahkan dimensi sosial dalam tradisi kurban sudah bisa dibaca dengan kasat mata bahwa ibadah kurban memberikan kesejahteraan kepada lingkungan sosial berupa daging kurban yang notabene hanya bisa dijangkau kalangan elite.

"Ini berlaku di desa, bukan di kota-kota yang memang sudah terbiasa makan daging. Dengan qurban dari perspektif sosial, ini menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat," tutupnya.