Mangku Pastika: Maknai Esensi Galungan | Bali Tribune
Diposting : 3 April 2017 09:22
redaksi - Bali Tribune
PERSIAPAN GALUNGAN - Jelang perayaan Galungan dan Kuningan, penjualan penjor dan perlengkapan upacara di kawasan Kapal, Mengwi, Kabupaten Badung, ramai diserbu pembeli. (dok)

Denpasar, Bali Tribune

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, mengajak umat Hindu dapat lebih memaknai esensi rangkaian Hari Suci Galungan yang puncaknya akan diperingati pada Rabu, 5 April 2017.

Menurutnya, momen hari raya tersebut harus dimaknai secara mendalam sesuai dengan makna yang terkandung di dalamnya, yaitu kemenangan kebaikan atas kejahatan. “Momentum Galungan yang dimaknai sebagai perang dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan) sesungguhnya ada dalam diri setiap individu,” kata Mangku Pastika saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Lapangan Renon, Denpasar, Minggu (02/04/2017).

Dia mengemukakan, adharma adalah semua sifat negatif seperti amarah, dendam, iri, dengki, serakah, sombong yang ada pada dirim manusia. Sebaliknya, dharma adalah sifat baik atau positif seperti jujur, suka menolong, kejujuran, sabar, setia, iklas, rendah hati, mau memaafkan, tulus dan lainnya. “Jadi mari kita renungkan, apakah kita merasa sudah memiliki sifat positif sesuai ajaran dharma? Kalau sudah, itu artinya kita sudah layak merayakan Galungan,” ucap Pastika.

Selain itu, lanjut dia, simbol perayaan Galungan seperti penjor atau hiasan dari batang bambu dan janur, juga hendaknya dimaknai lebih mendalam. “Penjor itu ibaratnya seorang yang sudah meraih pencapaian tinggi namun tetap mau menunduk atau melihat ke bawah. Itu filosofi penjor,” ujarnya. Demikian halnya dengan pemaknaan Hari Penampahan Galungan (sehari sebelum Galungan), menurut Pastika, hendaknya dimaknai sebagai upaya memotong adharma.

“Jangan hanya dimaknai sebagai hari memotong babi lalu berfoya-foya, itu malah menyuburkan adharma,” kata orang nomor satu di Bali itu. Hari Galungan diperingati umat Hindu setiap 210 hari sekali. Di Bali, rangkaian Galungan selama tiga hari itu, instansi pemerintahan dan lembaga pendidikan diberikan libur fakultatif. Pada Selasa (4/4) merupakan Hari Penampahan Galungan yang diisi umat dengan acara menyembelih babi sebagai sarana persembahan dan konsumsi.

Selanjutnya, Hari Galungan pada Rabu (5/4), umat Hindu akan bersembahyang ke sejumlah pura mulai dari lingkungan keluarga hingga tingkatan yang lebih tinggi. Sedangkan pada Kamis (6/4) atau disebut Umanis Galungan merupakan wahana umat Hindu untuk saling bersilahturahmi dan mengunjungi sanak saudara maupun keluarga. Di sisi lain, PB3AS kali ini makin meriah dengan penampilan siswa SMAN 8 Denpasar yang membawakan sejumlah lagu dan tarian modern.(ant)