Masyarakat Berbondong-bondong Mudik Gunakan Moda Transportasi Bus | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 30 May 2019 22:37
Arief Wibisono - Bali Tribune
Bali Tribune/ Eddy Dharma Putra
balitribune.co.id | Denpasar - Pada liburan panjang kali ini rupanya dari pantauan balitribune.co.id |  -  di beberapa pool bus mengalami lonjakan penumpang yang akan mudik menggunakan transportasi darat seperti bus. Meskipun belum mencapai titik puncak mudik paling tidak kondisi ini memberikan angin segar bagi para pengusaha bus. Tentu hal ini bukan tanpa sebab, pasalnya dengan melonjaknya harga tiket pesawat, masyarakat rupanya lebih memilih moda transportasi darat. Apalagi kondisi ini ditunjang dengan membaiknya infrastruktur jalan yang di bangun pemerintah. 
 
"Sebelum ada jalan tol yang menghubungkan beberapa kota di jawa, memang perjalanan agak lama, tapi dengan terbangunnya tol saat ini perjalan jadi lebih praktis," ujar pemilik perusahaan bus Sedya Mulya Group, Eddy Dharma Putra dari kantornya di Jalan Pulau Kawe, Denpasar, Rabu (29/5).
 
Dipilihnya angkutan AKAP oleh masyarakat disebutkan Eddy sinyalemen yang sangat baik bagi bisnis transportasi kedepannya. 
 
"Dibangunnya infrastruktur jalan oleh pemerintah rupanya merangsang masyarakat kembali menggunakan transportasi darat. Apalagi tol sudah bagus, busnya juga bagu serta nyaman," ujar Eddy yang juga Ketua DPD Organda Bali ini. 
 
Kalau dari sisi harga menurutnya masih terjangkau, cuma yang dilakukan pengusaha yaitu bagaimana meningkatkan pelayanan dan fasilitas dalam busnya. "Perbedaan harga kan sebenarnya karena perbedaan kursi di dalam bis saja, jadi mesti di konversi. Harga sudah ndak mungkin sama, tapi masih dalam batas normal," ucapnya.
 
Dengan adanya angin segar alias bergeliatnya kembali minat masyarakat menggunakan moda transportasi darat jelas bisa saja menggeser moda transportasi udara yang sudah dianggap mahal. 
 
"Kalau dulu ongkos yang dikeluarkan dobel, sehabis naik pesawat naik bus ke daerah tujuan, tapi sekarang tidak perlu lagi, cukup naik bus saja sudah sampai, tidak ada hambatan lagi," ungkapnya. 
 
Diakui Eddy saat ini pihaknya lebih bisa melakukan efisiensi terutama dalam hal perawatan kendaraan, jalan yang bagus mendukung hal itu. "Meski ada biaya yang dikeluarkan untuk efisiensi, tapi tidak sampai memberatkan," imbuhnya lagi. 
 
Yang paling menarik menurut Eddy kondisi ini juga merangsang pengusaha bus untuk pengadaan kendaraan baru, pasalnya BEPnya jelas. Lantas ia mendorong pemerintah Provinsi Bali juga melakukan hal sama dalam membangun infrastruktur jalan, tujuannya agar sejalan dengan yang sudah ada. 
 
"Apalagi dalam waktu dekat pemerintah pusat akan kembali menambah koridor untuk Sarbagita. Yang awalnya dua nanti ditambah menjadi tujuh koridor," katanya sembari menambahkan jangan lupa pemerintah juga mesti menyiapkan kendaraan pengumpan sebagai fasilitas pendukung. uni