Megawati Tutup Tanah Lot Art & Food Festival #2 | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 21 August 2018 12:48
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
KUNJUNGI - Megawati saat mengunjungi stand pameran di Tanah Lot Art & Food Festival #2.
BALI TRIBUNE -  Tanah Lot Art and Food Festival #2, yang berlangsung selama tiga hari dari sabtu (18/8), secara resmi ditutup oleh Megawati Soekarno Putri, Senin (20/8). Juga hadir Guruh Soekarno Putra, Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Wakil Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, hadir juga Bupati Badung Nyoman Giri Prasta, Nyonya Bintang Puspayoga. 
 
Festival yang sudah dua kali diselenggarakan ini, selain untuk ajang promosi menarik jumlah kunjungan wisatawan ke Tabanan, juga sebagai wadah untuk melestarikan seni budaya yang ada di Tabanan, serta mengangkat fotensi lokal di Tabanan, terutama kuliner khas yang ada di Tabanan agar lebih dikenal oleh masyarakat luas. 
 
Dengan adanya Tanah Lot Art and Food Festival #2, terbukti jumlah kunjungan wisatawan ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) Tanah Lot meningkat dratis, selama tiga hari kegiatan Tanah Lot Art & Food Festival #2 berlangsung. Yakni, dari pembukaan pada Sabtu (18/8), hingga penutupan pada Senin (20/8), pengunjung membludak bak lautan manusia memadati kawasan tersebut. Dimana penyelenggara festival menargetkan kunjungan sebanyak 55.000 wisatawan selama festival, dan jauh meningkat dari festival pertama pada tahun sebelumnya, yang mampu menyedot pengunjung hingga sebanyak 45.000 wisatawan. 
 
Megawati Soekarno Putri  yang didaulat untuk menutup festival mengungkapkan, dirinya sebenarnya diminta untuk membuka festival ini. Namun karena pada hari tersebut ada undangan Pembukaan Asian Games dari Presisden Jokowi maka dirinya tidak bisa hadir, dan berjanji akan hadir pada penutupan Festival. Ditambahkan Presiden RI ke-5 ini, Bali harus membuat even secara terus menerus. Karena setiap ada orang asing bertemu dengan dirinya, selalu membandingkan Bali dengan Hawai. “Jangan namanya saja Bali tapi kultur  tidak menunjukkan ke aslinya. Dan kultur itu harus dibuat masyarakat, bukan layaknya di hotel, tetapi spontannitas diciptakan masyarakat. Itulah yang selalu saya pikirkan. Makanya setiap pemerintah Daerah membuat aturan selalu memberikan masukan. Orang asing boleh datang ke sini, akan tetapi jangan menjadi orang Bali," sebutnya.
 
Sebelumnya, Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, hari pertama festival mampu menyedot pengunjung hingga 50.000 orang. Wisatawan dan rakyat tumpah ruah penuh sesak di Tanah Lot. Bahkan, saat dirinya mau keluar dari areal festival, membutuhkan waktu hingga dua jam. 
 
Sementara itu terkait jumlah kunjungan, Manager DTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana mengatakan, tiket masuk yang terjual untuk hari pertama hampir mencapai 12.000, sedangkan di hari kedua mencapai 13.000. Sedangkan untuk hari terahkir belum diketahuinya. “Hari pertama untuk pengunjung mencapai lebih dari 60.000. namun tiketnya terjual 12.000,” ujarnya seraya mengatakan, hasil dari festival ini tidak serta merta dapat dilihat saat ini saja.
 
Sesuai dengan tema, yakni Art & Food Festival (seni dan kuliner, red), dalam festival ini juga mementaskan berbagai seni dan budaya ciri khas Tabanan. Mulai dari barong kuluk, janger, okokan, jauk manis, bondres, serta berbagai seni dan budaya lainnya. Sedangkan untuk kuliner, juga menyajikan berbagai olahan masakan khas Tabanan, mulai dari olahan kuir, kakul, blayag, bakso babi, mujair, serta olahan khas Tabanan lainnya. Pada pembukaan festival ini, mementaskan Tari Rejang Sandat Ratu Segara sebagai ikon yang melibatkan sebanyak 1800 penari dan meraih Museum Rekor Indonesia (MURI).