Mengaku Mabuk, Kuli Bangunan Cabuli Anak Tetangga | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 26 February 2020 05:15
Valdi S Ginta - Bali Tribune
Bali Tribune/Tersangka Mukhamad Afifudin alias Udin (kanan) saat di PN Denpasar, Selasa.
balitribune.co.id | Denpasar - Mukhamad Afifudin alias Udin (26), terancam paling lama 15 tahun pidana penjara lantaran tega melakukan aksi cabul terhadap anak tetangga kosnya  berinisial YE (13).
 
Pria asal Wirosari, Grobogan, Jawa Tengah ini mulai menjalani sidang di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar pada Selasa (25/2).
Sidang yang berlangsung tertutup itu beragendakan pembacaan dakwaan jaksa penuntut umum (JPU), sekaligus pemeriksaan saksi korban serta ibu dan ayah korban di depan majelis hakim diketuai I Ketut Kimiarsa.
 
Diketahui, pria yang kesehariannya bekerja sebagai kuli bangunan ini tega melakukan pencabulan terhadap anak yang masih dibawah umur itu lantaran terpengaruh minuman keras.
 "Tadi sebelum sidang, dia (terdakwa) mengaku mabuk pada saat itu. Terus di sidang saya tanya ke ibu korban, pada saat itu ibu melihat terdakwa ini seperti apa kondisinya?, dijawab ibu korban, kayak orang mabuk," Ujar Fitrah Oktora dari PBH Peradi Denpasar selaku penasehat hukum terdakwa seusai sidang.
 
Terungkap pula dalam dakwaan JPU Ni Luh Wayan Adhi Antari, bahwa tindak pidana yang dilakukan terdakwa ini terjadi pada 7 November 2019 sekitar pukul 02.30 Wita dini hari di sebuah kamar kos di seputaran Jalan Kartika Plaza, Kuta, Badung.
 
Kala itu, terdakwa awalnya mengirim pesan singkat ke korban melalui apilaksi whatsapp (WA). Namun karena chatnya tak kunjung dibalas, terdakwa kemudian mendatangi kamar yang ditempati saksi korban bersama ibu dan ayahnya.
 
Melihat saksi korban tertidur, terdakwa langsung melancarkan aksi bejatnya. Padahal saat itu saksi korban sedang tidur disamping ibunya, saksi TM. Lalu terdakwa menghampiri saksi korban yang tertidur pulas dan menggerayangi tubuh gadis yang berusia 13 tahun itu. Beruntung saksi TM terbangun dari tidurnya dan langsung berteriak sehingga terdakwa pun langsung kabur terbirit-birit. 
 
"Dari hasil pemeriksaan visum, pada anak korban berusia 13 tahun ini tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan dan tidak ditemukan tanda-tanda persetubuhan,"mengutip isi dakwaan Jaksa Adhi. Namun, masih dalam dakwaan JPU, akibat perbuatan terdakwa ini saksi korban mengalami trauma karena terus merasa ketakutan. 
 
Atas perbuatannya, Jaksa Adhi menjerat terdakwa dengan Pasal 82 ayat (1) UU No.17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengannti UU No.1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo Pasal 76 E UU RI No.35 tahun 2014 tentang perubahan UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Dengan ancaman pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 5 Miliar.