Menristekdikti Minta STIKOM Bali Buat Stratup yang Banyak | Bali Tribune
Diposting : 24 February 2018 15:10
Redaksi - Bali Tribune
industri
Menteri Mohamad Nasir di STIKOM Bali

BALI TRIBUNE - Menteri Riset, Teknologi dan PendidikanTinggi (Menristekdikti) Prof. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak meminta STIKOM Bali untuk menciptakan bisnis rintisan berbasis teknologi atau startup sebanyak-banyaknya. Hal itu dikatakan Menristekdikti Prof. Mohamad Nasir ketika berkunjungke Bali pada Jumat (02/02/2018)

Ketika mengunjungi stand karya mahasiswa STIKOM Bali, Menteri Mohamad Nasir sangat tertartik dengan beberapa startup antara lain Bukaloka.com, Mebalih (apliksi pemesanan tiket online pertunjukan seni), Amacall (home baby care atau perawatan ibu hamil dan bayi berbasis online), Entry (EO Management) atau aplikasi tentang management kegiatan, Craftigo yakni aplikasi tour dan guide berbasis mobile., Pasupati yaitu aplikasi jasa pemesanan kerajinan dan keperluan event  berbasis online. Semua tenant ini mendapat perhatian serius dari Menteri Mohamad Nasir.

Kepada Menteri Mohamad Nasir, Kepala Inkubator Bisnis STIKOM Bali Panji Agustino menjelaskan, saat ini semua tenant itu sedang menjalani masa inkubasi oleh para dosen STIKOM Bali dan praktisi bisnis, terutama terkait dengan bisnis online.

“Semua tenant yang sedang kami bina adalah digital startup yang bahkan beberapa diantaranya berbasiskan budaya, yaitu dengan misi meningkatkan kesejahteraan para seniman dan pengrajin. Sementara 2 tenant telah siap untuk mengikuti skema pendanaan dari KEMENRISTEKDIKTI dan telah ditinjau oleh tim dari Direktorat Penguatan Inovasi KEMENRISTEKDIKTI”, kata Panji Agustino.

Sementara itu dalam kuliah umumnya di depan para mahasiswa dan dosen STIKOM Bali serta pengurus Yayasan Widya  Dharma Shanti-induk STIKOM Bali bertema  Membangun Startup Menuju Revolusi Industri, Menteri Mohamad Nasir mengatakan, di era disrupsi teknologi revolusi industri 4.0, terjadi perubahan signifikan. Hal tersebut antara lain dilihat dari keinginan masyarakat untuk mendapatkan sesuatu dengan mudah lewat teknologi. Karenanya diperlukan banyak perusahaan pemula berbasis teknologi/startup agar masyarakat zaman now dapat terpenuhi kebutuhannya  seiring meningginya digitalisasi.

“Jadi, kalau mau buat startup, buatlah yang sesuai seperti zaman now,” ucap Nasir sambil mengutib tagline anak muda zaman sekarang.

Menteri Mohamad Nasir memberi contoh paling utama sekarang adalah kefleksibelan yang dibutuhkan, beberapa bisnis yang konvensional perlahan mulai tutup. Pergeseran pekerjaan mulai terjadi. Pekerjaan yang diambil adalah pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi.

“Buatlah startup yang diperlukan masyarakat. Contoh sudah ada transportasi online,  belanja online, beli apapun sekarang online, ayo buat yang banyak, tidak ada ruginya mencoba, buat sekreatif mungkin, bila itu dalam bentuk produk misalnya animasi, pasti laku dijual mahal. Negara yang unggul adalah negara yang penuh dengan inovasi,” paparnya.

Menurut Nasir ada 3 bidang utama yang sesuai dan harus dikembangkan saat ini menuju kehidupan ekonomi digital, yaitu big data,  coding,  dan artificial intelligence.

“Ketiga hal ini yang justru harus banyak dijadikan sebagai program studi di perguruan tinggi, silakan dibuka,” tegas Nasir.

Terkait startup ini,  Nasir juga jelaskan bahwa Kemenristekdikti punya andil besar untuk mengembangkan startup. Di dalam Kementerian sendiri sudah ada program hibah untuk perusahaan pemula berbasis teknologi. Menurutnya ini merupakan bagian penting untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.

“Silakan ajukan proposalnya, bila mungkin dilihat ada prospek yang bagus dari startupnya, terutama di bidang-bidang yang terkait revolusi industri 4.0. Kemenristekdikti akan siap membantu mengembangkan,” ungkap Nasir.

Selain program tersebut, untuk memperlancar proses pengembangan startup supaya tumbuh lebih besar lagi di Indonesia, program lain juga sudah dilaksanakan, antara lain Taman Sains dan Teknologi, Pilot Inkubator di PT, Pusat Unggulan Iptek, dan Kawasan Puspiptek yang siap menjadi kawasan pengembangan startup berbasis riset dan teknologi.

“Kalau bisa startup tersebut nantinya harus menjadi startup yang masuk ke level  Technology Readiness Level (TRL) dan Innovation Readiness Level (IRL) 9, jadi bisa dinikmati oleh masyarakat. Contoh TRL dan IRL yang baik adalah Gesits dan garam farmasi,” pungkas Nasir.

Dalam kesempatan tersebut Nasir bersama Dirjen Kelembagaan Iptekdikti Patdono Suwignjo dan Koordinator Kopertis Wilayah VIII Nengah Dasi Astawa juga meresmikan co-working  spaceInkubator bisnis STIKOM Bali.