Mulai Digemari, Beras Hitam Buka Peluang Usaha | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 22 April 2017 14:11
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Komang Takuaki Banuartha
Komang Takuaki Banuartha

BALI TRIBUNE - Tingginya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, berdampak pada permintaan beras hitam organik. Menurut penuturan salah seorang pelaku usaha beras hitam organik, Komang Takuaki Banuartha, beras hitam tersebut dipasarkan pada komunitas organik baik perorangan rumahtangga, pasar swalayan ataupun restoran dan villa seputaran Bali.

Akhir-akhir ini kata dia, minat masyarakat mengkonsumsi beras hitam organik cukup tinggi. Sehingga dirinya melakukan budidaya beras hitam organik yang ditanam di sekitar Desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal-Badung. “Beras hitam organik ini sudah ada pangsa pasarnya, komunitas ataupun perorangan yang paham akan pentingnya makanan sehat dan aman,” tuturnya, Jumat (21/4).

Banuartha yang juga pelaku industri pariwisata ini mengungkapkan, jika beras hitam sangat cocok dikonsumsi untuk penderita maag akut, diabetes dan kolesterol. Sebab beras hitam ini mengandung beta karoten lecithin yang cukup tinggi. Disebutkannya, masa tanam hingga panen beras hitam organik ini berkisar 115 hari. Bahkan jika dibandingkan dengan beras merah, dikatakan Banuartha beras hitam harganya cenderung lebih mahal yakni Rp 30 ribu/kilogram.

“Mengingat investor baru masuk ke dunia pertanian yang organik, maka diperlukan alokasi dana yang cukup banyak. Sehingga kita coba dengan varietas beras hitam yang memiliki nilai jual cukup tinggi,” sebut Banuartha. Terkait lokasi budidaya beras hitam tersebut kata dia, di kawasan Sangeh adalah tempat yang ideal. Hal itu dikarenakan letak geografis Desa Sangeh, begitu pula kultur tanahnya yang datar disertai animo petani setempat untuk melakukan budidaya beras hitam.

“Di Sangeh subaknya masih sangat baik serta ketersediaan air baku yang cukup memadai dari sumbernya langsung Taman Tirta Mumbul. Budidaya beras hitam ini menggunakan metode SRI organik, cara ini tidak gampang dan juga tidak susah asal ada niat peluang dan kesempatan,” katanya. Dengan memanfaatkan luas lahan 212 are, sekitar 90 persen ditanami varietas beras hitam dan 10 persen beras merah.” Ini sebagai langkah awal untuk uji bibitnya,” imbuh Banuartha.

Sementara itu, Yuliani salah seorang ibu rumahtangga mengatakan, beras hitam organik ini sangat jarang ditemukan di pasaran. “Biasanya di pasar swalayan ada yang jual. Memang harganya lebih mahal dari beras putih atau merah,” katanya.