Musim Panen, Harga Cabai Turun | Bali Tribune
Diposting : 14 September 2016 15:46
ayu eka - Bali Tribune
pasar
Pasokan berlimpah pengaruhi turunnya harga cabai di pasar tradisional

Denpasar, Bali Tribune

Beberapa hari pasca Galungan harga bumbu dapur di pasar tradisional mulai turun. Bumbu dapur yaitu cabai kecil Selasa pagi (13/9) di Pasar Badung Cokroaminoto Denpasar
terpantau mengalami penurunan.

Berdasarkan pengakuan pedagang, turunnya harga cabai dikarenakan saat ini memasuki musim panen. Sehingga pasokan cabai pun berlimpah serta tidak mengalami hambatan. Menurut salah seorang pedagang bumbu, Ketut Murti, sekarang ini tidak hanya cabai yang dihasilkan petani Bali mengalami penurunan begitu juga pasokan dari Jawa.

Dia menyebutkan cabai yang didatangkan dari Jawa turun menjadi Rp18 ribu yang dulunya dibandrol Rp25 ribu-Rp35 ribu per kilogram. "Habis Galungan harga cabai turun karena petani di Sukawati mulai panen cabai dan pasokan pun lebih banyak pasokan sekarang," ungkapnya.

Murti mengaku menjual cabai yang dihasilkan petani Sukawati, Gianyar ini Rp25 ribu per kilogram. Sebelum mengalami penurunan, dia menjual cabai Sukawati seharga Rp40 ribu-Rp45 ribu per kilogram. Meski demikian pihaknya mengatakan yang laku di pasaran adalah cabai Jawa karena harganya lebih murah daripada cabai dari petani Bali. "Kalau dagang bakso cari yang murah. Kalau untuk kebutuhan pribadi biasanya yang laku cabai Sukawati," sebut Murti.

Sementara itu bumbu dapur lainnya seperti bawang merah Bali dibandrol Rp36 ribu per kilogram. Sedangkan bawang putih mengalami kenaikan dari Rp 30 ribu sekarang ini menjadi Rp32 per kilogram. Tidak hanya bawang putih, cabai besar pun harganya naik menjadi Rp25 ribu-Rp28 ribu yang semula Rp 15 ribu per kilogram. "Sejak Idul Adha penjualan bumbu agak sepi karena orang Jawanya pulang. Sepinya pembeli mempengaruhi penjualan biasanya laku 10 kilo sehari, karena sekarang sepi hanya laku 5 kilo," imbuhnya.