Naik Boat ke Trunyan, Wisatawan Manca Negara Enggan Gunakan Jaket Pelampung | Bali Tribune
Diposting : 16 January 2018 23:19
Agung Samudra - Bali Tribune
erupsi
I Ketut Nasta

BALI TRIBUNE - Walapun sudah ada standar baku, yakni di saat penumpang yang ingin menyeberang  menggunakan armada boat dari Dermga Kedisan Kintamani ke Desa Trunyan atau sebaliknya wajib mengenakan jaket pelampung, namun realita di lapangan masih banyak penumpang boat enggan menggunakan sarana kesalamatan itu. Dominan para wisatawan dari mancanegara enggan menggunakan jaket pelampung saat menyeberangi Danau Batur dengan boat.

Hal ini diungkapkan Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) penyeberangan Danau Batur I Ketut Nasta, Minggu (14/1). Kata Ketut Nasta, mengacu Peraturan Menteri Perhubungan Rebuplik Indonesia NO;PM 25 tahun 2015 tentang Standar keselamatan Transpotasi sungai, danau dan penyeberangan, maka  wajib armada boat yang melayani penyeberangan wajib menyediakan jaket pelampung dan sebelum menyeberang ajib para penumpang boat menggunakan jaket pelampung. “Tapi kenyataanya banyak pemumpang boat, khususnya wisatawan manca negara, enggan memakai jaket pelampung,”ujar pria asal Singaraja ini.

Alasan wisatawan manca negara, enggan gunakan jaket pelampung biasanya mereka mengaku bisa berenang, juga jarak tempuh tidak panjang. Karena tidak ingin adu argument dan membuat tersinggung wisatawan, maka mereka diizinkan menyeberang walaupun tidak memakai jaket pelampung. Namun demikian pihaknya tetap menyediakan jaket pelapung di boat disesuaikan dengan jumlah penumpang. ”Walaupun tidak digunakan, kita tetap sediakan jaket pelampung di boat yang mengangkutnya,” jelasnya.

Sebagi otorita di Danau Batur, pihaknya juga melakukan pemantauan cuaca, artinya jika gelombang tinggi dan angin kencang maka penyeberangan akan kita tutup. ”Penyeberangan sempat kita tutup pada bulan September dan Oktober tahun lalu karena gelombangnya tinggi disertai angin kencang,” sebutnya.

Lantas disinggung aktifitas penyeberangan dari Dermaga Kedisan ke  obyek wista Desa Trunyan? Sebut Ketut Nasta terjadi penurunan aktifitas penyebrangan, pasca erupsi gunung agung. Kalau situasi normal tepat saat liburan panjang seperti tahun baru tahun2017 lalu jumlah boat yang menyebrang sampai 25-30 boat, sedangkan tahun 2018 hanya 7 boat yang menyeberang. Bahkan di hari-hari biasa 1 sampi 2 boat yang menyeberang mengangkut wisatawan” Bahkan untuk tanggal 12 Januari tidak ada boat yang menyeberang karena sepinya wisatawan,” ujarnya sambil tertawa.

Lantas untuk harga tiket penyeberangan? Mengacu Peraturan Bupati Bangli No 11 tahun 2014 tentang tarif angkutan wisata motor boat di Danau Batur, untuk jumlah penumpang satu orang (domestik) Rp 499.900 ribu, untuk Asing Rp 514.900 ribu. Untuk 2 orang penumpang domestik Rp 516.900 ribu dan untuk Asing Rp 546.900 ribu, untuk 3 orang penumpang domestik Rp 533.900 ribu,  dan untuk Asing Rp 578.900 ribu, untuk4 orang penumpang domestik Rp 550.900 ribu dan untuk Asing Rp 610.900 ribu,untuk 5 orang penumpang domestik Rp 567.900 ribu untuk Asing Rp 642.900 ribu, untuk 6 penumpang domestik Rp584.900 ribu dan untuk Asing Rp 674.900 ribu,untuk tujuh penumpang domestik Rp 601.900 ribu dan untuk Asing Rp 706.900ribu.