Napi Lapastik Tularkan Ilmu Kerajinan kepada Pengungsi | Bali Tribune
Diposting : 19 October 2017 19:55
Agung Samudra - Bali Tribune
napi
BERBAGI ILMU - Para napi berbagi ilmu kepada pengungsi tentang cara mengolah koran bekas menjadi sebuah produk kerajinan.

BALI TRIBUNE - Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Narkotika (Lapastik) Bangli bersama narapidana Lapas Karangasem menularkan bakatnya membuat kerajinan berbahan  koran bekas kepada para pengungsi  di posko pengungsian Kubu, Kecamatan Bangli, Selasa (17/10). Warga pengungsi mulai dari anak-anak hingga orang tua nampak sangat serius  mendengar dan  bejalar membuat kerajinan dari koran bekas tersebut.

Napi yang didampingi petugas Lapas tiba di posko pengungsian Kubu sekitar pukul 10.00 wita.  Bertempat di tenda-tenda, para napi langsung berbaur dengan para pengungsi. Para napi dengan sabarnya  memberikan tata cara mengolah Koran bekas menjadi sebuah karya seni kerajinan.

Salah seorang napi Lapastik Bangli Muhhamad Syarif, (32), mengatakan Ia dan rekan yang lain mengajarkan cara membuat keben atau sokasi, dan tempat bunga. "Kami tidak punya apa-apa untuk diberikan, kami hanya bisa berbagi cara membuat kerajinan," ujarnya. Pihaknya berharap apa yang mereka ajarkan bisa dipraktekkan oleh warga pengungsi, untuk mengisi waktu luang. "Tidak berfikir terlalu jauh untuk bisnis, paling tidak untuk keperluan bisa dibuat sendiri. Bahan-bahan juga tidak terlalu sulit didapat,” kata pria yang divonis selama 12 tahun karena terjerat kasus narkoba ini.

Kata pria asal Jakarta ini, untuk tahap awal warga pengungsi baru diperkenalkan proses pembuatan mulai dari menggulung koran sampai membentuk koran. “Kalau ada warga pengungsi yang ingin belajar serius, bisa datang ke Lapastik Bangli, kami siap membimbingnya,” jelas napi yang sempat mendekam di LP Tabanan ini.

Syarif mengaku senang bisa datang ke posko pengungsian, dan Ia serta kawan lainya diterima baik oleh warga pengungsi. Tidak ada rasa takut yang muncul dari anak-anak, malahan mereka tampak akrab dengan napi.

Dia  mengaku bisa membuat kerajinan dari koran secara otodidak. "Kebetulan saya dulu di Lapas Tabanan, ada teman yang membuat kerajinan ini, saya coba-coba akhirnya bisa juga," tuturnya. Awalnya kerajinan yang dibuat berupa kapal laut, namun melihat di lapangan, terinspirasi membuat perlengakapan upacara seperti sokasi, bokor, tempat bunga. Dikatakan, 80 persen penghuni Lapastik membuat kerajinan semacam ini. Hasil karya napi sudah dipasarkan dan peminat cukup banyak. "Pemasaran dibantu keluarga, dan petugas Lapas sendiri,” ujarnya.

Kepala Lapas Narkotika Bangli Arif Rahman mengatakan  kegiatan bakti sosial ini sebetulnya sudah direncanakan sejak beberapa minggu lalu, hanya saja baru terealisas Selasa. Dalam kesempatan ini pihaknya juga menyerahkan bantuan berupa tempat tidur, perlengkapan mandi serta kebutuhan pokok lainnya. “Dana adalah dana yang terkumpul dari seluruh staf dan untuk besaranya tergantung dari keiklasan staf,” ujarnya.  

Kemudian untuk mengisi kegiatan dipengungsian pihaknya mengajak para napi yang memiliki kemampuan membuat kerajinan dari koran serta mereka yang sudah mau bebas. “Napi yang ikut sebanyak 14 orang, yakni 8 orang dari Lapastik dan 6 orang dari Lapas Karangasem,” tegsanya.