Nasib 174 Pedagang Pasar Seni Ubud Merana | Bali Tribune
Diposting : 26 March 2016 11:43
habit - Bali Tribune
Suasana Pasar Seni Ubud yang ludes dilalap api, Kamis lalu.

Gianyar, Bali Tribune

Sedikitnya 174 pedagang kini terancam kehilangan mata pencahariannya menyusul kebakaran yang meludeskan bangunan beserta seluruh isinya di Pasar Seni Ubud, Kamis (24/3) lalu. Apalagi,  Wakil Bupati Gianyar, I Made Mahayastra menyebutkan jika Pemkab akan sulit mencari solusi menyikapi nasib korban kebakaran itu.

“Selain kerugian material  yang mencapai puluhan miliaran rupiah, kondisi ini juga menjadi ‘PR’ berat bagi Pemerintah Kabupaten Gianyar. Terlebih para pedagang akan sulit direlokasi ke tempat lain,” terang Mahayastra, Jumat (25/3).

Berbeda dengan situasi di Pasar Badung, Mahayastra membandingkan penanganannya lebih mudah, meski dia mengkhawatirkan kondisi ini akan mengganjal proses relokasi. Apalagi jika mereka dipindahkan ke tempat yang jauh dari Pasar Seni Ubud. “Kita akan kaji dulu, kalau memungkinkan, mereka akan kami tempatkan sementara di areal pasar. Asal tertampung dan tidak menimbulkan masalah baru, “harapnya.

Sementara para pedagang terlihat pasrah mendapati barang dagangnnya ludes terbakar. Karena Mereka kini kehilangan satu-satunya tempat mata pencaharian dan berikut barang dagangannya. “Habis semuanya. Hidup saya sudah tak ada harapan. Kalau tidak bisa jualan lagi, dimana kami mencari tempat untuk menggantungkan hidup, “ ujar Desak Ariani, pedagang asal Pejeng, Tampaksiring.

Dari data yang diterima sementara, jumlah total pedagang yang menjadi korban adalah 174 orang. 88 pedagang di Lantai Ii dan 84 lainnya di Lantai II. Ironisnya, mereka menyewa lapak dan los melalui kredit usaha kecil.

Sebagaimana diketahui, seratusan lebih lapak pedagang menjadi korban kebakaran di Pasar Seni Ubud, Gianyar, Kamis (24/3) pagi. Kebakaran yang mengakibatkan kerugian miliaran rupiah ini, diduga  lantaran korsleting listrik. “Kobaran api awalnya hanya melalap satu toko. Meksi petugas pemadam kebakaran sudah tiba di lokasi secepatnya, namun tidak mampu menghalau api yang sudah telanjur melalap barang-barang kerajinan di dalam toko,” terang Nyoman Sugandi yang ditemui di lokasi.

Dalam hitungan menit, api dengan leluasa melalap seluruh toko dalam satu gedung besar lantai dua itu. Sejumlah sepeda motor yang parkir di depan bangunan, juga ikut terbakar. Khawatir api menjalar ke bangunan lainnya, para pedagang pun membuka paksa pintu utama agar dapat menyelamatkan barang dagangannya. “Dewa Ratu, kenapa apinya sampai besar begini,” teriak salah seorang wanita yang histeris mendapati tokonya diselimuti si jago merah.

Sementara itu, petugas pemadam kebakaran Gianyar yang menurunkan semua personelnya, terus menerobos sambil melakukan penyemprotan. Namun sayang, api sudah menjalar ke lantai dua.

Musibah ini terjadi sekitar pukul 05.00 Wita. Warga yang  melihat ada percikan api di dalam toko tidak bisa berbuat banyak. “Karena pintu utama gedung dalam kondisi terkunci. Kami tidak bisa masuk. Kami langsung menghubungi petugas Damkar Posko Ubud,” terang salah seorang warga, I Nyoman Sujana.

Demikian juga petugas pemadam kebakaran Gianyar yang sudah menurunkan semua unit mobil pemadamnya dan berulang kali bolak balak untuk pengisian air, sangat kewalahan menghadapi api yang kian membumbung. “Mempercepat pemadaman, petugas damkar dari luar kabupaten pun kami hubungi untuk diperbantukan,” terang Komandan Kompi Damkar Gianyar, Dewa Gde Anom.

Hingga tiga jam lebih, api akhirnya mulai dapat dijinakkan . Dalam kejadian ini, sedikitnya sejumlah lapak beserta isinya ludes terbakar. Rumah warga di samping pasar juga ikut tersambar api.  Kerugian materi atas musibah ini ditaksir mencapai Rp2 miliar lebih.