Nasib Pengungsi Tua asal Banjar Belatung, Rendang = Kaki Membengak, NI Ketut Menu Berjalan Tertatih-tatih | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 9 October 2017 19:32
Agung Samudra - Bali Tribune
kesehatan
Ni Ketut Menu dengan kondisi kakinya yang membengkak.

BALI TRIBUNE - DI USIANYA yang sudah senja, Ni Ketut Menu (75) asal Banjar Dinas Belatung, Desa Menange, Kecamatan Rendang, Karangasem, harus ikut mengungsi pasca peningkatan status Gunung Agung ke level IV atau awas. Setelah hampir dua pekan berada di pos pengungsian di Banjar Nyalian, Kelurahan Kawan, Bangli, kondisi istri dari almarhum I Ketut Gampil ini sangat memprihatinkan.  

Pegelangan kaki sebelah kirinya tampak membengkak ibarat orang yang terkena penykit kaki gajah. “Sudah hampir dua minggu saya mengungsi bersama keponakan, dan mereka yang menjadi tumpuan saya di sini,” ujar Ni Ketut Menu, ditemui , Minggu (8/10).

Sambil menahan rasa sakit dikakinya itu, Ni Ketut Menu menceritakan sampai  kakinya membengkak  berawal beberpa bulan lalu saat  berakitifitas kakinya sempat terkilir. Selanjutnya ia mengaku sempat berobat ke tukang urut,namun oleh tukang urut dikatakan tidak ada urat kakinya yang bergeser. “Setelah dibawa ke tukang urut beberpa hari kemudian rasa sakit di pegelangan kaki hilang,” ujarnya.  

Selang sebulan kemudian, nasib apes kembali menerpa nenek tua ini, di mana ia mengaku ketika mengangkat air panas, bagian kaki yang sempat terkilir kena tumpahan air panas. ”Untuk mengobati bagian kaki yang kena air panas, saya hanya menggunakan kapur sirih,” jelasnya seraya menambahkan setelah diolesi ramuan kapur sirih rasa sakitnya memang sedikit berkurang.

Sambil mengusap mukanya, setelah seminggu berada di pos pengungsian tiba-tiba saja kakinya mulai membengkak. “Yen enjekang anggo mejalan sakit pisan (kalau kaki di injakan untuk berjalan rasanya sakit sekali),” ujarnya. Ni Ketut Menu mengaku toh kalau dipaksa jalan itupun harus tertatih- tatih dan harus dibantu kerabatnya.

Disinggung apakah ada petugas kesehatan yang datang? Menu mengaku memang sempat dua kali petugas kesehatan datang untuk memeriksa kondisi kesehatan pengungsi. “Petugas hanya mengecek tensi saja, dan jika ada yang sakit langsung diberi obat,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah ada keinginan berobat ke RSUD Bangli, dia mengaku bingung karena kalau nantinya disuruh rawat inap tentu tidak ada yang menjaganya, pasalnya keponakanya setiap pagi pulang ke kampung untuk mencari pakan ternak dan hasil tegalan untuk dijual di Pasar Kidul Bangli. “Biasanya kalau balik dari kampung, membawa janur dan bunga untuk di jual di Pasar Kidul,” ungkapnya . Untuk itu Ni Ketut Menu berharap ada petugas medis datang langsung ke tempatnya mengungsi untuk mengobati kakinya yang terus membengkak.

Kepala Lingkungan Banjar Nyalian, Kelurahan Kawan, Bangli Nyoman Dangan mengungkapkan untuk di wilayah Banjar Nyalian terdapat sebanyak 21 orang pengungsi asal Karangsem. Untuk 13 orang pengungsi tinggal di Bale Banjar dan sisanya 8 orang pengungsi tinggal di rumah warga.

Dia menambahkan, rencanaya para pengungsi yang selamaini tinggal di wilayah kami akan dipindahkan ke pos induk pengunsian di GOR Kubu Bangli. “Kami masih melakukan kordinasi dengan  warga pengungsi , sementara pengungsi yang ada di Bale Banjar Belumbang sudah dipindahkan ke GOR Kubu “ ujarnya .