Paket "Anyar Suna Cekuh" Gairahkan Nelayan Ketewel | Bali Tribune
Diposting : 18 January 2019 23:33
redaksi - Bali Tribune
BERGAIRAH - Nelayan di Pantai Ketewel kini lebih bergairah setelah permintaan Paket "Anyar Suna Cekuh" diserbu peminat
 
BALI TRIBUNE - Berawal melihat kegundahan para nelayan di Pantai Ketewel, Sukawati yang kesulitan menjual ikan kucing/anyar hasil tangkapannya, I Wayan Puja (40) berinovasi. Warga Ketewel ini pun mencoba memperkenalkan paket "Anyar Suna Cekuh" , dan sangat direspon hingga menjadi favorit di dunia kuliner online.
 
Di tengah membanjirnya makanan instan siap saji, salah satu warga Gianyar, Wayan Puja asal Banjar Gumicik, Desa Ketewel, Gianyar memberikan pilihan alternatif. Wayan Puja yang membuka warung makanan ‘Nang Uja’ di Banjar Gumicik, dekat Pantai Ketewel tergolong nekat menjual ikan goreng kering dalam kemasan. Kenekatannya ini justru membuahkan hasil, bahkan produknya kini diburu warga, di tengah kebosanannya dengan produk makanan yang ada saat ini.
 
Dari penuturam Wayan Puja, Kamis (17/1), dirinya bersama istri membuka warung nasi. Mengingat lokasi warungnya di dekat pantai, sesekali juga Nang Uja membuat menu Sup Kepala Ikan. “Warung makan kami sederhana, sasarannya yang kebetulan ke Pantai Gumicik dan tentunya buat melayani nelayan,” terangnya.
 
Seiring waktu, dirinya pun merasakan kegundahan para nelayan yang masih aktif. Sekitar enam bulan lalu, dirinya dari keluhan dari nelayan, bahwa ikan tangkapan berupa Anyar (ikan sebesar satu-dua jari) tidak laku dipasaran, lantas memberikan ide ini. Mendengar keluhan itu, dirinya pun memberanikan diri membeli semua. Lantas diolahnya dengan cara tradisonal. Yakni hany dengan digoreng kering ditambah bumbu suna cekuh, lanjut dikemas rapi. "Paket Anyar Suna Cekuh ini, kami tawarkan di media sosial. Hasilnya ternyata direspon positif," syukurnya.
 
Hanya menurutnya, ikan goreng kering dalam kemasan ini produksinya tergantung hasil tangkapan ikan. “Seberapapun hasil tangkapan ikan anyar itu saya beli, lalu saya olah goreng kering dengan bumbu Kesuna Cekuh,” ungkapnya. Hal ini dilakukan agar hasil tangkapan nelayan laku, sedangkan untuk ikan besar, nelayan sudah memiliki pemasaran tersendiri. Saat ini ditinya mampu mengolah ikan rata-rata 10 kg tangkapan perhari, inipun pekerjaannya dibantu istri.  
 
Untuk satu kemasan dijualnya Rp 50.000 dan biasanya sehari sebelumnya sudah ada yang memesan. Sedangkan pelanggan setia yang membeli ikan goreng kering dalam kemasan berasal dari Gianyar sendiri dan sebagiannya dari Denpasar. “Kalau pelanggan dari Denpasar, biasanya antarannya lewat Gojek dan ada yang mengabil sendiri ke warung,” jelasnya. Dirinya juga berkeinginan mengembangkan usaha tersebut, namun hal ini berpulang kepada hasil tangkapan ikan dari nelayan. Dirinya juga pantang menggunakan ikan awetan (beku), karena pasti akan mempengaruhi cita rasa ikan goreng tersebut.