Pameran Elektronik Angkat Daya Beli Masyarakat | Bali Tribune
Diposting : 4 August 2017 22:30
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Suasana pameran elektronik.

BALI TRIBUNE - Meskipun pertumbuhan industri pariwisata di Bali semakin membaik, namun daya beli masyarakat terhadap produk elektronik masih melesu. Guna membangkitkan daya beli dan minat masyarakat terhadap produk-produk elektronik, furnitur dan gadget perusahaan pembiayaan pun menyiasati dengan aneka promo dan pameran elektronik.

Marketing Manager Spektra (perusahaan finance FIF grup) Denpasar, Waluyo Hadi Pranoto, mengatakan, jika tahun ini permintaan produk elektronik dan furnitur dari kalangan masyarakat menengah kebawah masih belum menunjukkan pergerakan.

Dipaparkannya, pada pameran Spektra tahun 2016 lalu total penyaluran pembiayaan selama dua hari senilai Rp 660 juta. Dengan porsi penjualan hampir 70 persen adalah gadget sisanya elektronik dan furnitur.

Sedangkan pada pameran Mei 2017 dari total pembiayaan, sebanyak 58 persen merupakan penjualan gadget dan 42 persen produk elektronik dan furnitur. Jumlah tersebut menunjukkan porsi penjualan produk gadget, elektronik dan furnitur tahun 2017 ini menurun.

“Tahun ini gadget dan elektronik juga menurun dibanding tahun lalu, karena daya beli masyarakat menurun. Kita bikin event pameran animo orang tidak terlalu bagus dibandingkan tahun 2017 lebih tinggi 2016,” bebernya saat pameran Spektra di Ramayana Mall Denpasar, Rabu (2/8).

Dikatakan Waluyo, tahun 2017 ini, target pembiayaan Spektra Bali mencapai Rp 185 miliar dengan nilai penyaluran perbulan mencapai Rp 15 miliar. Saat ini jumlah konsumen aktif di Bali mencapai 22 ribu orang. Porsi tertinggi berada di Kota Denpasar yaitu sekitar 12 ribu lebih. Sedangkan untuk penyaluran kredit, produk gadget masih mendominasi.

“Sekarang itu gadget paling banyak dicari. Karena barang life style. Terbukti di toko-toko yang kerja sama kita, omset penjualan dan penyaluran kredit mayoritas dari gadget. Kalau kita lagi program promo yang dicari itu pasti promo Hp. Kalau laptop sudah jarang,” sebut Waluyo. Ke depan, pihaknya mengaku akan lebih terfokus untuk menyeimbangkan penyaluran pembiayaan di pasar gadget, elektronik dan furnitur dengan menaikkan daya beli masyarakat melalui pameran.

“Kalau melalui pameran pasti akan banyak promo dan pengajuan kreditnya lebih gampang. Kalau di kantor dan toko biasanya ada proses dan survei kalau di pameran akan diproses langsung. Tawaran promo di pameran yang diminati pembeli. Sehingga dapat menaikkan volume pembiayaan. Kita target Rp 2 miliar bisa menaikkan volume pembiayaan tahun ini,” terangnya.

Salah seorang pengunjung pameran, Sri mengakui jika lebih mudah mengajukan proses kredit elektronik saat pameran. “Saya lebih suka belanja di pameran. Saya beli laptop cepat prosesnya dengan KTP dan dikenakan biaya Rp 99 ribu untuk biaya administrasi,” katanya.