Pameran Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali Tua | Bali Tribune
Diposting : 25 April 2019 12:28
Wayan Sudarsana - Bali Tribune
Pameran Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali Tua
Bali Tribune/ist. Suasana persiapan pameran Situs dan Ritus Peradaban Bali Tua di Denpasar Art Space Gedung Merdeka, Selasa (24/04/2019).

Balitribune.co.id | Denpasar - Sebagai bentuk pelestarian dan pengembangan situs dan ritus sejarah di Bali, khususnya Kota Denpasar, untuk pertama kalinya, pameran fotografi, videografi, dan lukisan tentang situs dan ritus di Bali digelar oleh Yayasan Bakti Pertiwi Jati (BPJ).

Pameran ini adalah hasil kerja sama dengan Pemkot Denpasar serta stakeholder lainnya. Bertema “Situs dan Ritus Tatanan Peradaban Bali Tua”, pameran diselenggarakan di Denpasar Art Space (DAS), Jalan Surapati No 7, Denpasar, Kamis (25/04/2019) hingga 9 Mei 2019 nanti.

Ketua BPJ, I Made Bakti Wiyasa, di sela-sela persiapan pameran, Rabu (24/04/2019), menjelaskan, pameran ini terbuka untuk umum. Menurutnya, ini merupakan upaya untuk ngentenin (membangkitkan kesadaran) untuk mencintai heritage di Bali, khususnya di Kota Denpasar.

Pelaksanaan pameran ini, kata dia, selaras dengan UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan UU No 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Situs dan ritus merupakan bagian dari objek pemajuan kebudayaan yang harus dilestarikan. Dan, pemerintah wajib melindungi.

Bakti Wiyasa melanjutkan, BPJ sendiri telah terjun secara acak di situs-situs kuno yang ada di wilayah Tabanan, Badung, Buleleng, Denpasar, dan Klungkung. Beberapa situs yang telah dikaji akan menjadi materi pameran. Di antaranya situs Pura Desa dan Pura Puseh Peguyangan.

Juga, Pura Dalem Pemanis Penatih, Pura Dalem Tambawu, Pura Dalem Tungkub Khayangan Sakti Kesiman, Pura Pengerebongan, Merajan Agung Puri Kesiman, Pura Dalem Penataran Tangeb, Pura Kentel Gumi Kapal, Merajan Agung Puri Nyalian Klungkung, dan ada beberapa Pura lainnya.

Semua item karya merepresentasikan rekaman peradaban tua secara detail sebagai varian-varian keindahan simbolik berupa foto, film dokumenter, lukisan yang mewujudkan masing-masing dari tatanan peradaban Tri Maha Lingga Bali (Mahaagung, Mahaawidya, Maharata).

Adapun secara rinci jumlah karya yang dipamerkan dalam gelaran ini yaitu terdiri atas sebuah film dokumenter ritus serta 113 foto situs dan ritus yang fotonya diambil sendiri oleh para fotografer BPJ. Kemudian ada tujuh lukisan dan empat karya drawing oleh Bakti Wiyasa.

Selain itu, ada delapan karya fotografer lain, yakni Bayu Pramana (3 foto), Rudi Waisnawa (3 foto), dan Naya Suanta (2 foto). “Bencana heritage, pembongkaran situs kuno, praktik perusakan pura kuno sejatinya telah lama terjadi, tetapi hingga kini belum ada yang ngeh,” ujarnya.

Menurut Bakti Wiyasa, belum ada pihak yang mampu menghentikan perusakan itu hingga saat ini. "Semoga adanya pameran BPJ ini mampu menginspirasi Gubernur Bali untuk segera menghentikan praktik pembongkaran-pembongkaran pura kuno dansitus tua di Bali,” harapnya.

Kadis Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani, menyabut baik pelaksanaan pameran situs dan ritus tatanan peradaban Bali tua ini. Menurutnya, selain dapat menjadi wahana pelestarian dan pengembangan, pameran ini jugadapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas.

“Secara umum, kami di Pemkot Denpasar sangat mendukung plaksanaan kegiatan ini. Hal ini sejalan dengan program pelestarian cagar budaya yang sangat gencar dilaksanakan Pemkot Denpasar melalui Dinas Kebudayaan dengan sistem inventarisasi dan restorasi,,” ujarnya.

Ia berharap, kegiatan ini dapat rutin digelar sebagai upaya pelestarian dan pengembangan potensi wisata baru. Dezire juga berharap, penyelenggaraan event unik yang memberikan edukasi ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun internasional.

Sehingga ke depannya keberadaan situs dan ritus di Kota Denpasar dapat dimanfaatkan sebagai wahana pariwisata edukasi dan sejarah dengan tetap menjaga kelestarian dan keaslianya. “Di sisi pariwisata, hal ini akan menarik minat peneliti-peneliti luar Bali untuk datang,” pungkasnya. (*)