Pangkoarmatim: Tegakkan Kedaulatan dan Hukum di Laut | Bali Tribune
Diposting : 19 May 2016 15:05
Djoko Moeljono - Bali Tribune
SAR
SAR -- Panglima Koarmatim Laksda TNI Darwanto, SH., MAP., (kedua dari kanan) saat melakukan pemeriksaan pasukan dan sejumlah peralatan yang dilibatkan dalam pelaksanaan Latihan SAR di sekitar perairan di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Rabu (18/5).

Denpasar, Bali Tribune

Seringnya terjadi kecelakaan di wilayah laut Bali selama ini, umumnya diakibatkan karena minimnya pengetahuan masyarakat dan para wisatawan, baik domistik maupun mancanegara, terutama yang sedang melakukan kegiatan wisata laut, banyak yang kurang paham cara menyelamatkan diri saat mengalami musibah di laut.

Demikian dikatakan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Laksda TNI Darwanto, SH., MAP., kepada sejumlah wartawan, usai membuka upacara gelar pasukan Latihan Search And Rescue (SAR) di Dermaga Timur Pelabuhan Benoa, Denpasar, Rabu (18/5) sore kemarin.

Latihan SAR yang berlangsung selama 5 hari sejak Senin (16/5) lalu, melibatkan 430 personel gabungan dari berbagai instansi terkait. “Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dimana wilayah laut sangat luas dan sering terjadi kecelakaan di laut. Sementara, Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi wisatawan, sehingga TNI Angkatan Laut dan para stakeholder menggelar latihan ini agar memiliki kemampuan untuk melakukan SAR di laut,” ujar jenderal TNI AL bintang dua itu.

Melalui latihan ini diharapkan dapat melatih kemampuan secara organisasi dan perorangan, mulai dari laut saat melaksanakan upaya pencarian korban, selanjutnya melakukan evakuasi baik di laut, di darat maupun bantuan dari udara serta jika melibatakan rumah sakit terdekat. “Saat melakukan proses bantuan kemanusiaan, jangan sampai justru menjadi korban, sehingga perlu dilakukan latihan seperti ini untuk menguji kemampuan dan menambah ilmu pengetahuan,” kata Pangkoarmatim Darwanto.

Kegiatan latihan ini juga sesuai dengan program kerja TNI AL, mengingat wilayah Armatim sangat luas, mulai dari Jawa Tengah (Jateng) hingga Papua. Sehingga latihan tersebut digelar di beberapa pangkalan dan di daerah yang rawan serta sering terjadi kecelakaan di laut, juga sesuai dengan tugas dan tanggung jawab Koarmatin dalam rangka menegakkan kedaulatan dan hukum di laut.

“Terkait dengan kerawanan dan musibah kecelakaan di laut, jajaran Koarmatin juga sering melakukan Operasi Laut di seluruh wilayah, terutama pada daerah perbatasan. Untuk mengantisipasinya, juga sering dilakukan latihan gabungan dengan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia,” kata Laksda Darwanto.

SAR pada hakekatnya adalah kegiatan kemanusiaan yang dilakukan secara sukarela dan tanpa pamrih, serta merupakan kewajiban moral bagi setiap WNI yang terlatih. Terutama untuk melakukan pertolongan terhadap korban musibah secara cepat, tepat, dan efisien dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sarana, dan prasarana maupun manusianya. 

Kamis pagi ini dijadwalkan pelaksanaan latihan simulasi SAR di laut, tepatnya di sekitar wilayah Pelabuhan Benoa. Adapun unsur-unsur yang terlibat dari TNI AL, diantaranya KRI Teluk Banten-516, KRI Kerapu-812, Kapal Angkatan Laut (KAL-28 M), combat boat, catamaran, searider, dan sebuah helikopter jenis Bolco NV-412 dari Puspenerbal Surabaya yang on board di KRI Teluk Banten-516.

Sedangkan unsur pendukung diluar TNI AL, ada KN Arjuna-229, KP Polair, KNP 326 KPLP, DKP Napoleon 007, RHIB Distrik NAV, dan KM Sea Safari.