Pariwisata Berkualitas Memerlukan Pramuwisata Berkualitas | Bali Tribune
Diposting : 12 July 2016 13:18
Arief Wibisono - Bali Tribune
pariwisata
IB Wirakusuma (Lolec).

Denpasar, Bali Tribune

Peran travel agent dan pemerintah untuk meraup pasar luar negeri sangat penting. Hal itu dikatakan Konsul Kehormatan Polandia yang juga Ketua INNCA Bali IB Wirakusuma atau kerap dipanggil Lolec, Senin (11/7) kemarin. Menurutnya, antara travel agent dan pemerintah harus memantau setiap peluang, disamping tentunya bersinergi mengelola industri pariwisata Bali khususnya. “Jangan sampai wisatawan yang datang ke Bali dilepas begitu saja oleh travel agent, karena menurut pengalaman saya,ada tamu yang mau diajak ke suatu tempat, namun ada juga yang tidak, ini yang mesti diakomodir oleh pemerintah,” ujarnya.

Untuk itulah ia meminta travel agent dan pemerintah saling melengkapi dalam mengelola kepariwisataan Bali. Salah satu cara yang kerap dilakukan yaitu promosi bersama. “Promosi bersama bisa memberi gambaran pada wisatawan yang akan datang ke Bali, apa dan bagaimana sebenarnya Bali itu, perlu pemahaman yang benar,” katanya.

Lantas ia menjabarkan upaya meraup pasar pariwisata dari luar bisa melalui penerbangan langsung ataupun carter. “Yang buat biaya mahal ketika wisatawan akan datang ke Bali itu kan, sebelum ke Bali mesti melewati beberapa negara, akibatnya biaya perjalanan tinggi,” tuturnya.

Salah satu cara yang ditempuh dalam meringankan biaya perjalanan dari negara tujuan hingga ke Bali yaitu seperti yang pernah dilakukan oleh salah satu travel agen mendatangkan tamu asal Polandia dengan menggunakan pesawat carter. “Kita harus berani mengambil langkah pasti dalam meraup pasar, apakah melalui kebijakan, subsidi, atau apapun bentuknya, karena kalau kita tidak berani mengambil langkah itu, apakah kita hanya menghimbau saja, lantas tamunya mana,” imbuhnya.

Lolec juga menyayangkan duta besar yang tidak memiliki pemahaman pariwisata Indonesia yang baik. “Pariwisata itu kan akhirnya bukan hanya Bali saja, tapi juga Indonesia. Bali hanyalah batu lompatan untuk menuju Indonesia. Berangkat dari sinilah diperlukan strategi pemahaman, jangan sampai orang mengerti Bali, tapi ketika berbicara Indonesia mereka tidak faham. Ini yang mesti difahami,” sebut Lolec.

Lolec sependapat bila pramuwisata itu memiliki bekal pengetahuan mengenai daerah tujuan wisata. “Orang orang ini nantinya akan menjadi seorang “Story teller” bukan dari akademi yang sekonyong konyong jadi Story teller. Merekalah yang akan menjelaskan daerah mereka pada wisatawan,” imbuhnya.