Pasca Ditemukan Kasus Positif Rabies, Desa Tembuku Imbau Adat Bikin Pararem Penanganan Rabies | Bali Tribune
Diposting : 25 April 2019 14:50
Agung Samudra - Bali Tribune
Bali Tribune/ I Nengah Mudiarsa
balitribune.co.id | Bangli - Beberapa kasus positif ditemukan di wilayah Desa/Kecamatan Tembuku, Bangli beberapa bulan terakhir. Sebagai langkah antisipasi, pihak desa mengimbau adat membuat pararem untuk menangani kasus rabies. Sementara di wilayah Tembuku terdiri dari 7 desa pakraman dan 9 banjar dinas.
 
Perbekel Tembuku I Ketut Mudiarsa saat dikonfirmasi membenarkan jika di wilayah ditemukan kassus positif rabies. Pasca temuan tersebut pihaknya bersama kelian/tokoh masyarakat melaksanakan rapat untuk menanganan rabies. Pihaknya mengakui jika menyampaikan imbauan agar masing-masing banjar membuat pararem, salah satu pointnya mencatumkan pemilik anjing harus bertanggung jawab penuh, bila anjing perilahaan sampai menggigit orang lain. “Pemilik anjing ini yang harus bertanggung jawab. Ini dilakukan agar pemilik anjing menjaga peliharaanya dan memastikan anjing tidak terjangkit penyakit,” ungkapnya Rabu (24/4).
 
Lanjutnya, Ketut Mudiarsa mengatakan untuk sementara ini wilayah yang dinaungi belum ada yang memiliki pararem kaitanya dengan penangan rabies. Namun di beberapa banjar sudah melakukan parumanan untuk penyusunan pararem tersebut. “Sudah ada yang merancang hanya saja belum tuntas. Kemudian bagi banjar yang membutuhkan bantuan dalam penyusunan pararem desa siap mendamping. Terlebih ini untuk kepentingan masyarakat luas dan ini merupakan hal positif,” tandasnya.
 
Dikatakan beberapa kasus positif rabies ditemukan di Banjar Kedui, Tembuku Kelod, Tembuku Kaja. “Ada lima kasus positif rabies yang ditemukan di wilayah kami. Belum lama ini kami bersama dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, melakukan vaksinasi serentak dan puluhan anjing yang terindikasi terjangkit rabies langsung dieliminasi,” jelasnya.
 
Diakui, pihaknya mendapat informasi jika masih ada masyarakat yang masih menyembunyikan anjingnya yang notabene akan di vaksin oleh petugas. “Sempat kami mendapatkan informasi tersebut, namun dalam vaksnasi serentak kemarin tidak ada seperti itu. Masyarakat menyerahkan sendiri anjingnya. Jika ada yang menolak akan kami minta untuk membuat surat pernyataan, bahwa yang bersangkutan siap bertanggungjawab jika terjadi sesuatu hal,” imbuhnya.