Pasien RSU Negara Dievakuasi | Bali Tribune
Diposting : 10 August 2018 16:44
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Pasien RSU Negara sempat dievakusi keluar ruangan saat terjadi gempa Kamis siang.
BALI TRIBUNE - Gempa yang kembali terjadi  Kamis (9/8) siang pukul 13.25 Wita dengan kekuatan 6,2 SR berpusat di Kabupaten Lombok Utara, NTB, getarannya juga dirasakan hingga Kabupaten Jembrana. Getaran gempa yang cukup keras dirasakan saat warga tengah beraktivitas dan membuat mereka panik. Bahkan di sejumlah lokasi keramaian, warga yang panik berhamburan dari ruangan ke halaman untuk menyelamatkan diri. Pasien di RSU Negara pun sempat dievakuasi saat getaran gempa sedang berlangsung beberapa detik tersebut.
 
Di kompleks perkantoran Civic Center Pecangakan, Kantor Bupati Jembrana, para pegawai yang saat itu tengah beraktivitas panik dan berhamburan keluar, berkumpul di halaman kantor. Mereka khawatir dampak gempa menimbulkan kerusakan dan korban seperti yang terjadi di Lombok beberapa waktu lalu. Para pegawai di lantai dua dan lantai tiga berdesak-desakan di tangga untuk turun.
 
Salah seorang PNS Pemkab Jembrana, Janu Luhur mengaku saat gempa berlangsung sedang mengikuti rapat di Ruang Rapat Lantai III Kantor Bupati Jembrana. “Kami saat itu sedang rapat, gempa semakin keras sehingga semuanya berhamburan turun dan lari ke halaman, baru kembali ke ruangan setelah dirasakan aman,” ungkapnya.
 
 Berdasarkan informasi di sejumlah sekolah yang saat itu menjelang jam pulang bagi siswa SMP dan SMA, para siswa dan guru juga berhamburan keluar ruangan. “Saat gempa itu masih berlangsung jam pelajaran terakhir dan guru masih menjelaskan, ada juga yang masih di kelas, setelah gempa terasa semakin keras hingga lukisan di dinding bergoyang, kami semua berhamburan keluar. Kami takut seperti di Lombok,” ungkap Satria, siswa salah satu SMA di Jembrana.
 
Pantauan di RSU Negara saat gempa berlangsung, selain keluarga pasien dan sejumlah pegawai berhamburan ke halaman, sejumlah pasien tampak langsung dievakuasi keluar ruangan. Pasien yang dikeluarkan menggunakan bed tersebut merupakan pasien lansia.
 
Petugas medis dan keluarganya menempatkannya di lorong depan ruangan masing-masing. Mereka baru dikembalikan ke dalam ruangan perawatan setelah dirasakan benar-benar aman.
 
Sejumlah petugas medis mengaku memilih lebih awal mengambil tindakan mengevakuasi pasien yang dirawat tersebut khususnya pasien yang tidak memungkinkan untuk berjalan sendiri agar meminimalisir dampak apabila gempa merusak seperti yang terjadi di Lombok.
 
Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas II Jembrana, Agit Setiyoko Kamis kemarin mengatakan gempa tektonik yang berpusat 6 km Barat Laut Lombok Utara, NTB dengan kedalaman 12 Km itu memang dirasakan di Kabupaten Jembrana namun kekuatannya sudah menurun.