Pelajar Nongkrong Dibubarkan | Bali Tribune
Diposting : 4 November 2016 13:12
Wayan Sudarsana - Bali Tribune
BUBAR - Puluhan pelajar yang asyik kumpul-kumpul sambil merokok di depan Kantor Inspektorat Kota Denpasar di Jalan Menuh, langsung membubarkan diri saat didatangi tim gabungan Desa Dangri Kangin, Kamis (03/11/2016).

Denpasar, Bali Tribune

Setelah melakukan operasi dialogis di Jalan Menuh, Jalan Mawar, dan Jalan Kamboja, Selasa (01/11/2016) malam lalu, tim gabungan Desa Dangin Puri Kangin yang terdiri dari Satpol PP Kota Denpasar, aparat Desa Dangri Kangin, kepala dusun, dan Linmas desa setempat kembali melakukan patroli dialogis di Jalan Menuh, Kamis (03/11/2016) siang.

Dalam operasi itu, tim gabungan mendapatkan puluhan pelajar berseragam sekolah sedang asyik kumpul-kumpul sambil merokok di depan Kantor Inspektorat Kota Denpasar, dan di salah satu warung (toko) di Jalan Menuh. Tim gabungan yang mendapati pelajar yang kumpul-kumpul itupun langsung menyuruh mereka membubarkan diri.

Pelajar ini pun kocar-kacir meninggalkan tongkrongan tersebut. Setelah itu, tim gabungan pun bergerak ke salah satu toko di Jalan Menuh. Di tempat ini beberapa pelajar yang juga berseragam sekolah juga didapati sedang asyik kumpul-kumpul, baik di luar toko maupun di dalam toko seraya merokok. Pendekatan pun dilakukan tim gabungan.

Kasatpol PP Kota Denpasar, IB Alit Wiradana, dan Perbekel Desa Dangri Kangin, IGN Putrawan, memberikan nasihat kepada para pelajar ini. Sementara pemilik toko diminta untuk ikut juga mengawasi anak-anak itu. Kasatpol PP Denpasar, IB Alit Wiradana, mengatakan patrol intensif akan terus dilakukan bersama perbekel/lurah se-Kota Denpasar.

“Patroli ini kami lakukan di tempat-tempat yang berpotensi atau rawan. Mungkin saja anak-anak itu minum-munuman keras, dan mengganggu kenyaman warga sekitar. Dan tempat biliar yang dipakai para pelajar itu sudah kami sita,” ujarnya. Sementara Perbekel Desa Dangri Kangin, IGN Putrawan, menyatakan, meski ada patrol masih saja ada pelajar yang nongkrong di wilayahnya.

 “Kami sudah meminta kepada para kepala sekolah agar ikut mengawasi siswanya. Kalau ditugaskan ke luar harus dengan surat keterangan. Dan terkait dengan lingkungan, kami sudah bekerjasama dengan beberapa warung supaya ikut mengawasi anak-anak pelajar ini, supaya jangan sampai membawa minuman keras dari luar,” tandasnya.

Sejumlah siswa yang berhasil ditemui wartawan mengaku merasa sangat dipojokkan terkait kasus geng motor yang merebak belakangan ini. Padahal kegiatan kumpul-kumpul ini dilakukan siswa sama sekali tidak ada hubungannya dengan geng motor. “Kami sudah sering kumpul-kumpul dan kami tidak terlibat geng motor,” ujar salah satu pelajar.

Pelajar bernama Kadek Dwi Sutanegara itu mengatakan, kumpul-kumpul ini untuk keakraban dengan teman sesama sekolah. “Bahkan kami tidak berani kumpul-kumpul jika malam hari. Jangan kami dikait-kaitkan dengan geng motor, tidak semua siswa ngumpul itu geng motor,’’ kata Dwi Sutanegara, diamini rekannya, Made Satya Ambarisa.*