Pembangunan MLCP Akibatkan Kepadatan Kendaraan di Area Bandara | Bali Tribune
Diposting : 6 July 2018 23:09
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Proses pembangunan fasilitas MLCP atau gedung parkir bertingkat di Bandara I Gusti Ngurah Rai.
BALI TRIBUNE - Terkait kondisi kepadatan lalulintas di lingkungan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang terjadi pada Rabu (4/7) hingga membuat wisatawan jengkel, direspons oleh pihak bandara setempat. Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai menjelaskan, kepadatan tersebut terjadi pada saat “peak hour” serta adanya kepadatan lalulintas di area luar bandara, yang diakibatkan adanya insiden di luar bandara serta dampak dari pembangunan underpass.
 
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi menjelaskan, situasi peak hour di bandara setempat terjadi pada pukul 15.00-18.00 Wita dan 19.00-23.00 Wita, di mana pada rentang waktu itu terdapat total 38 “arrival flight” dan 47 “departure flight” di terminal domestik, serta 40 arrival flight dan 36 departure flight di terminal internasional.
 
"Sehingga kami mengharapkan proses penyelesaian infrastruktur di area luar bandara segera selesai dan kami mengimbau kepada masyarakat untuk menyesuaikan waktu perjalanan ke Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai dengan mempertimbangkan peak hour jadwal penerbangan, untuk menghindari keterlambatan jadwal penerbangan," ucap Yanus, Kamis (5/7).
 
Dikatakannya, mengenai kepadatan lalu lintas di lingkungan Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai yang disebutkan dalam pemberitaan di media ini juga diakibatkan karena pembangunan fasilitas Multi Level Car Parking (MLCP) atau gedung parkir bertingkat di area kedatangan terminal domestik.
 
Bahwa kondisi eksisting di bandara setempat saat ini hanya mempunyai kapasitas lahan 285 Ha. Pada semester pertama 2018, Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai telah melayani 11,1 juta penumpang yang berangkat dan datang. Jumlah itu naik 10 persen dari periode yang sama tahun 2017 lalu.
 
Merespon kenaikan cukup signifikan tersebut, serta guna meningkatkan fasilitas, kapasitas, dan pelayanan, maka manajemen bandara melakukan beberapa pengembangan infrastruktur.  Salah satunya adalah pembangunan fasilitas gedung parkir bertingkat.
 
Yanus menyampaikan, sebagai konsekuensi logis dari adanya pembangunan fasilitas tersebut maka akan terdapat beberapa penyesuaian terhadap kegiatan di lingkungan sekitar bandara termasuk arus lalu lintas atau flow kendaraan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan hal ini selalu dievaluasi secara periodik oleh pihak pengelola.
 
Lebih lanjut dia mengatakan, pembangunan fasilitas MLCP ini merupakan upaya dari Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai untuk meningkatkan pelayanan dan kapasitas bagi pengguna jasa bandara. Fasilitas gedung parkir baru ini direncanakan akan memiliki luas total sekitar 38 ribu m2, dan akan mampu menampung sejumlah 1.015 kendaraan roda empat.
 
"Pembangunan fasilitas MLCP juga ditujukan untuk mengantisipasi akan adanya lonjakan penumpang di tahun 2019 nanti, serta untuk mendukung operasional harian dan untuk mengantisipasi pelayanan saat adanya pertemuan tahunan IMF–World Bank yang akan diselenggarakan bulan Oktober 2018 nanti," beber Yanus.
 
Pada kondisi normal, pembangunan MLCP sudah dilakukan kajian mengenai akses lalu lintas di lingkungan bandara, termasuk mengenai penyediaan slot parkir sebagai pengganti lahan parkir yang terdampak pembangunan fasilitas MLCP tersebut.
 
Saat ini terdapat sekitar 200 slot parkir yang terdampak dan hal ini sudah diantisipasi dengan mendistribusikan slot parkir di sebelah utara area parkir terbuka kendaraan roda empat saat ini sejumlah 188 slot parkir.
 
"Sementara untuk bus, parkir akan dipindahkan di area kendaraan roda 2 dengan memanfaatkan sebagian lahannya, dengan konfigurasi yang nanti akan kami atur," terangnya.
 
Sehingga pihak Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hanya melakukan optimalisasi lahan yang sangat terbatas. 
 
"Serta yang menjadi tantangan adalah proses pembangunan disaat operasional bandara berjalan. Selanjutnya kami memohon kepada pengguna jasa bandara untuk dapat maklum, karena terjadinya penyesuaian antrean di jalur keluar dan jalur masuk kendaraan," kata Yanus.
 
Guna menanggulangi adanya kepadatan flow keluar/masuk bandara, pengelola Bandara I Gusti Ngurah Rai menyiapkan sebanyak 8 toll gate di gerbang utama dengan sistem double process. Di mana satu gate berisi dua petugas untuk mengoptimalkan adanya penyesuaian antrean kendaraan serta 4 tol gate di area kedatangan terminal domestik.