Pemedek ke Pura Ulun Danu Membludak, Antrean Kendaraan Mengular hingga Lima Kilo Meter | Bali Tribune
Diposting : 9 April 2018 14:50
Agung Samudra - Bali Tribune
Aktifitas
MACET - Mobil pemedek yang hendak sembahyang ke Pura Ulun Danu Batur terjebak kemacetan, Minggu (8/4).
BALI TRIBUNE - Momentum hari libur dimanfaatkan warga untuk sembahyang ke Pura Ulun Danu Batur, Kintamani, serangkian dilangsungkannya karya Pujawali Ngusaba Kedasa, Minggu (8/4). Membludaknya pemedek yang tangkil mengakibatkan terjadinya kemacetan arus lalilintas. Panjang atrean kendaraan mengular hingga depan Museum Gunung Api Batur yang jaraknya kurang lebih lima kilo dari Pura Ulun Danu Batur, Kintamani.
 
Pantauan di lokasi, kemacetan mulai terjadi sekitar pukul 08.00 wita, tempat parkir yang tersedia tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang datang. Akibatnya kendaraan, khususnya mobil bus diberikan parkir di bahu jalan. Semakin siang jumlah pemedek yang tangkil terus bertambah dan ateran kendaraan pemedek terus bertmbah panjang hingga di depan Museum Gunung Api Batur yang jarakanya sekitar lima  kilo dari Pura Batur. Tampak beberapa petugas kepolisian harus bersusah payah mengurai kemacetan.
 
Menurut salah seorang sopir bus I Wayan Susastra mengaku berangkat dari Mengwi Badung sekitar pukul 07.30 wita dan setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu setengah jam  sampai obyek wisata Penelokan dan  langsung terjebak macet. “Pemdek yang tangkil sangat banyak ,anteran kendaraan sangat panjang,” ujarnya sembari mengatakan setelah hampir dua jam berkutat dengan kemacetan baru sampai pertigaan  katung, selanjutnya rombongan pemedek turun dan melanjutkan perjalanan menuju pura dengan berjalan kaki.
 
Kasat Lantas Polres Bangli AKP Dewa Gde Aryana tidak menampik terjadinya kemacetan. Hal ini dikarenakan ada peningkatan pemedek yang tangkil dari hari biasanya. “Hari libur pemedek yang tangkil ke Pura Batur melonjak,” ujarnya. Menyikapi kemacetan yang terjadi, petugas dari Sat Lantas Polres Bangli, Polsek Kintamani, dan TNI berupaya mengurai kemacetan.
 
Jadi Berkah
Sementara itu, membludaknya jumlah pemedek yang tangkil ke Pura Ulun Danu Batur menjadi berkah bagi warga yang beralih profesi sebagi tukang ojek. Para tukang ojek menawarkan diri mengantar pemedek yang terjebak kemacetan. Untuk ongkos memang bervariasi tergantung jarak.
 
Salah seorang tukang ojek, Sang Putu Sudarta mengaku hanya menjadi tukang ojek tatakala dilangsungkanya karya di Pura Ulun Danu Batur. Ia mengaku kalau kesehariannya bekerja sebagi sopir di toko bangunan. Aktifitas barunya sebagai tukang ojek hanya dilakoni kalau pemedek yang tangkil membludak. “Kalau hari Sabtu dan Minggu baru ngojek, kalau hari bisa kerja seperti biasa,” jelasnya.
 
Disinggung ongkos? Kata pria asal Desa Batur, Kintamani ini, ongkos tergantung jarak, kalau penumpang naik dari Penelokan sampai depan Pura Ulun Danu Batur dikenakan ongkos Rp 10 ribu. Sedangkan kalau penumpang naik dari pertigaan Katung sampai depan pura Ulun Danu Batur dikenakan ongkos Rp 5 ribu. Ia mengaku bekerja dari pukul 09.00 wita pagi hari sampai pukul 15.00 wita sore hari. Penghasilan bisa sampai membawa uang bersih Rp100 ribu. ”Jumlah tukang ojek lebih dari sepuluh orang ,sebagian besar warga Desa Batur,”  ungkapnya.