Pemeliharaan Infrastruktur Transportasi Dipertanyakan | Bali Tribune
Diposting : 1 September 2016 14:35
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
jembatan
MEMBAHAYAKAN - Halte dan Jembatan yang kondisinya rusak dan membahayakan kini pemeliharaannya dipertanyakan.

Negara, Bali Tribune

Pemeliharan fasilitas umum di kawasan perkotaan di Kabupaten Jembrana kembali dikeluhkan warga. Salah satunya adalah keberadaan halte yang kondisnya tidak terpelihara, bahkan beberapa di antaranya kini sudah dalam kondisi rusak. Seperti yang terjadi di halte depan Gayatri Jalan Sudirman, Jembrana.

Halte yang setiap harinya selalu dipadati warga pengguna angkutan umum yang menantikan angkot maupun AKDP ini kini kondisinya rusak parah. Kendati sampat dilakukan pengecatan, namun kondisi bagian atapnya kini hancur, bahkan genteng dan beberapa bagian betonnya sebagian sudah berjatuhan kayu penopangnya sudah lapuk. Selain setiap turun hujan kondisi atapnya memang bocor, bagian atap halte yang sewaktu-waktu bisa jebol ini sangat membahayakan warga yang menggunakannya. Selain memang ramai digunakan warga menunggu angkutan umum, pada setiap jam keluar sekolah halte ini selalu dipadati oleh siswa SMP dan SMK serta Kampus yang lokasinya tidak jauh dari halte itu.

Salah seorang warga, I Ketut Sudarma (48 th) asal Baler-Bale Agung, Negara ditemui bersama sejumlah warga yang menunggu angkutan umum di sekitar halte, Rabu (31/8), mengaku kini tidak berani lagi berteduh di bawah halte yang nyaris jebol itu.

Dibandingkan halte lain, termasuk halte yang ada di dalam kota, menurutnya halte tersebut adalah halte yang paling ramai digunakan oleh warga, bahkan dari pagi hingga malam masih pasti ada saja warga yang menunggu angkutan umum di halte itu, bahkan tidak hanya warga kota yang memanfaatkannya, tetapi juga warga dari pelosok desa. Namun keberadaannya yang sudah puluhan tahun itu justru kini membahayakan masyarakat umum dikatakannya luput dari pemeliharaan dan hanya dilakukan beberapa kali pengecatan saja. Warga berharap segera dilakukan rehab terhadap halte-halte yang ada saat ini, sehingga tidak sampai memakan korban.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Hubkominfo) Kabupaten Jembrana I Gusti Ngurah Bagus Putra Riyadi saat dikonfirmasi, Rabu kemarin, mengatakan belum mendapatkan laporan terkait kondisi halte yang membahayakan karena rusak dan nyaris jebol. Ia menduga rusaknya halte itu karena tertabrak truk yang juga sering parkir di sekitar halte tersebut. Pihaknya saat ini sedang melakukan pemeliharaan terhadap beberapa halte, namun diakuinya belum termasuk halte ini. Dengan adanya informasi ini, pihaknya akan memprioritaskan perbaikan halte tersebut. Setelah dilakukan pengecekan, dalam waktu dekat akan diusahakannya agar bisa diperbaiki. 

Sementara itu pemeliharaan terhadap sejumlah jembatan di jalan Nasional, Gilimanuk-Denpasar yang menjadi kewenangan pemerintah pusat juga kini menjadi sorotan. Sepanjang jalan Denpasar-Gilimanuk dari Negara hingga Gilimanuk kondisinya tidak terpelihara. Sedikitnya lima jembatan mengalami kerusakan di bagian payal (pengaman jembatan) karena kerap ditabrak kendaraan yang melintas tetapi tidak ada pertanggungjawaban untuk mengganti. Bahkan sejumlah pelindung jembatan kini malah dibiarkan ambruk. 

Seperti yang terjadi pada jembatan Klatakan, Melaya. Jembatan yang ada di wilayah memasuki kawasan hutan tersebut kedua sisi payalnya dibiarkan hancur. Warga sekitar jembatan Kelatakan yang ditemui, Rabu kemarin, mengatakan jalur tersebut memang rawan kecelakaan, sudah banyak kendaraan yang terperosok baik dari arah Gilimanuk maupun Negara.

Begitupula dengan kondisi di Candikusuma, salah satu pelindung jembatan dari besi hancur setelah ditabrak truk. Menurut warga sekitar, kendati sepela dan tampak tidak masalah tetapi harus diperbaiki karena merupakan bagian jembatan yang fungsinya untuk pelindung. Walaupun tidak terlalu panjang, namun pelindung itu diperlukan  sebagai peringatan kepada para pengguna jalan bahwa melewati jembatan sehingga tetap berhati-hati dan waspada.

Kondisi perawatan jembatan nasional yang kini kondisinya banyak yang rusak itu pun disoroti sejumlah pihak, salah satunya LSM Forkot Jembrana. Nur Hariri dari LSM Forkot Jembrana menyatakan jembatan yang rusak tersebut seharusnya dilakukan pendataan dan perbaikan secara berkala minimal sekali dalam setahun. Pihaknya berharap perhatian pemerintah tidak hanya kepada Jembatan Dangin Tukadaya yang telah Jebol saja, tetapi jembatan yang berada pada jalur nasional antar pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara juga harus diperbaiki.