Pemerataan Pembangunan dalam Semangat Harkitnas | Bali Tribune
Diposting : 23 May 2017 18:13
redaksi - Bali Tribune
HARKITNAS
HARKITNAS - Wakil Bupati Gianyar saat upacara bendera memperingati Harkitnas di Lapangan Astina Gianyar.

BALI TRIBUNE - Semangat kebangkitan nasional tidak pernah memudar, namun justru semakin menunjukkan urgensinya bagi kehidupan berbangsa hari-hari ini. Sejak tercetus 109 tahun lalu, yang ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo, hingga sekarang tetap sangat ampuh menyatukan dan menyemangati gerak kita sebagai bangsa.

Demikian pidato Menteri Komunikasi dan Informatika RI yang dibacakan inspektur upacara Wakil Bupati Gianyar, Made Mahayastra pada upacara bendera memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-109 di Lapangan Astina Gianyar, Senin (22/5).

Tema Harkitnas tahun ini yaitu “Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan sebagai Wujud Kebangkitan Nasional”. Tema ini menjadi pesan yang tepat yang harus segera diwujudkan melalui strategi, kebijakan, dan implementasi dalam pelayanan kepada masyarakat dan bangsa. Dengan semangat kebangkitan nasional, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mencanangkan penekanan khusus pada aspek pemerataan dalam semua bidang pembangunan. Pemerataan pembangunan antar wilayah hendak diwujudkan dengan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Menteri Kominfo RI, Rudiantara dalam pidatonya mengatakan, mewujudkan pemerataan yang berkeadilan sosial juga menjadi penghormatan terhadap cita-cita para peletak dasar bangunan kebangsaan yang menginginkan tidak ada jurang yang membatasi penyebaran kesejahteraan bagi seluruh penduduk Indonesia. Kebangkitan nasional hanya akan berarti jika tidak ada satu anak bangsa pun yang tercecer dari gerbong kebangkitan tersebut.

Di Kabupaten Gianyar, penerapan Program Siaga Desa Swatantra (PSDS) merupakan upaya pemerintah kabupaten dalam melakukan pemerataan pembangunan. Diakuinya, PSDS sangat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempersempit jurang kesenjangan sosial atau Gini Ratio di Kabupaten Gianyar. PSDS berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembangunan infrastruktur sehingga hampir semua wilayah di Kabupaten Gianyar tidak ada yang terisolir. Selain itu, pemerataan ekonomi juga dilakukan dengan menerapkan misi one village one product dimana wilayah Kabupaten Gianyar dibagi dalam lima zona sesuai potensinya masing-masing.

Zona Gianyar Utara (sebagian Payangan, Tegallalang, dan Tampaksiring) sbg daerah konservasi air, pengembnagan agrowisata, culture heritage. Zona Gianyar Barat (Ubud, sebagian Tegallalang, dan sebagian Payangan) sebagai pusat pengembangan seni, dan budaya, pusat kegiatan wisata alam dan budaya dan pusat kerajinan. Zona Gianyar Selatan (Sukawati, dan sebagian Blahbatuh) sebagai pusat perdagangan seni, kegiatan wisata belanja, pertanian lahan basah dan industri kerajinan rumah tangga. Zona Gianyar Tengah atau Pusat (sebagian Blahbatuh dan Tampaksiring) sebagai daerah konservasi budaya dan culture heritage.

Sementara Zona Gianyar Timur (sebagian Blahbatuh dan Gianyar) diperuntukkan sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum, culture heritage, pertanian lahan basah, peternakan, industri pengolahan, dan wisata remaja.