Pemerintah Akui Salah Prediksi Kemacetan Arus Mudik | Bali Tribune
Diposting : 13 July 2016 10:29
habit - Bali Tribune
macet
ANTRE - Kendaraan pemudik saat sedang antre menuju gerbang exit tol Pejagan-Brebes Timur, Jawa Tengah.

Jakarta, Bali Tribune

Pemerintah mengakui telah melakukan kesalahan dalam memperkirakan atau memprediksi kemacetan arus mudik di jalan tol baru Pejagan-Brebes, Jawa Tengah, sehingga terjadi kemacetan panjang di jalur tersebut.

Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Selasa (12/7), mengatakan, pada saat rapat kabinet persiapan Lebaran 2016, Pemerintah sudah mengatur solusi dan kebijakan untuk meminimalkan kemacetan selama arus mudik dan arus balik. “Kami terlalu yakin dan optimistis dengan jalan tol baru itu dapat membantu. Ternyata masyarakat berpikiran sama, semua orang yakin, akhirnya bertumpuklah itu, sehingga terjadilah musibah,” kata Wapres Kalla.

Sesungguhnya Pemerintah telah membahas berbagai usulan pada saat rapat kabinet tersebut. Salah satu usulan Wapres adalah dengan menjual karcis tol di satu pintu, sehingga pintu tol bebas dilewati oleh pengendara. “Kalau dihitung, itu memerlukan waktu 15 detik bagi orang untuk membayar tol, apalagi kalau menukar uang. Nah, kalau sejuta dikali 15 detik, sudah 15 juta detik hilang (pemberhentian di gerbang tol). Kalau dia hanya punya 15 gerbang, sudah berapa waktu bisa dihemat karena itu, tinggal lempar saja itu karcis. Tetapi itu tidak dilakukan juga,” jelasnya.

Selain itu, ada pula usulan untuk memberlakukan nomor kendaraan ganjil dan genap dalam melakukan perjalanan mudik. Misalnya, kendaraan dengan plat nomor genap diatur untuk melakukan perjalanan pada Sabtu dan Senin; kemudian kendaraan dengan plat nomor ganjil pada Minggu dan Selasa.

Namun hal itu perlu dikaji lebih dalam lagi efektivitasnya, mengingat semakin banyaknya kendaraan pribadi yang dipakai masyarakat untuk mudik Lebaran.

 Terkait adanya belasan pemudik meninggal dunia akibat kelelahan di perjalanan karena macet, Wapres mengatakan Pemerintah meminta maaf atas kejadian itu dan akan melakukan evaluasi. “Pemerintah sudah berusaha melayani sebaik-baiknya dan masyarakat yakin akan itu (tol baru), tetapi semua orang terlalu yakin. Jadi lain kali harus diatur lebih baik lagi,” sarannya.