Pemkab Gianyar Larang Ogoh-ogoh Berbahan Styrofom | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 31 January 2018 22:14
Redaksi - Bali Tribune
lingkungan
I Wayan Kujus Pawitra
BALI TRIBUNE - Pemerintah Kabupaten Gianyar kembali mengarahkan sekaa taruna di seluruh wilayah Kabupaten Gianyar untuk membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan. Bahkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar menyiapkan surat edaran yang melarang penggunaan styrofoam untuk ogoh ogoh. Hal ini dipandang penting mengingat besarnya bahaya styrofoam terhadap lingkungan dan masyarakat setempat. 
 
Kepala DLH Gianyar I Wayan Kujus Pawitra, Selasa (30/1), mengatakan pelarangan terhadap penggunaan styrofom untuk ogoh-ogoh, ini juga merupakan permintaan dari sjeumlah aktivis lingkungan. “Mereka (aktivis lingkungan-red) berharap pemerintah mengeluarkan kebijakan ini, karena bahan plastik khususnya Styrofoam sangat berbahaya untuk lingkungan dan masyarakat,” ujarnya.
 
Imbauan mengehentikan penggunaan styrofoam untuk ogoh-ogoh ini sesungguhnya sudah dilakukan DLH Gianyar sejak setahun lalu. Salah satunya dengan memberi penghargaan terhadap 16 sekha taruna yang membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan, seperti sekha taruna di Desa Sidan, Seronggo, Lebih dan desa laimnya. “Tahun lalu 16 sekha taruna ini membuktikan, bahwa pembuatan ogoh-ogoh menggunakan kayu, somi dan bahan ramah lingkungan lainya, itu sangat memungkinkan untuk membuat ogoh-ogoh, dan hasilnya bahkan lebih memiliki nilai seni,” tutur Kujus. 
 
Sementara untuk persiapan perayaan ogoh-ogoh tahun ini, DLH Gianyar  sudah berkoordinasi dengan dengan Kesbangpol Gianyar, untuk membuat surat edaran yang isinya melarang penggunaan Styrofoam dalam pembuatan ogoh-ogoh. “Surat ini nanti dikirim ke desa se Kabupaten Gianyar,” jelasnya.
 
Kujus mengimbau kepada seluruh bendesa adat dan perbekel se Kabupaten Gianyar, untuk turut mengarahkan para sekha taruna masing-masing, agar membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan. “Dibutuhkan peran semua pihak untuk menjaga lingkungan, jadi camat hingga desa dan kelian banjar wajib ikut berperan serta, mengarahkan para sekha taruna dalam menggunakan bahan ogoh-ogoh yang ramah lingkungan,” katanya.
 
Kujus Pawitra mengaku yakin para pemuda di  kawasan seni ini mampu membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan. Ditambahkan tahun ini DLH Gianyar pun akan kembali memberikan penghargaan dan piagam kepada sekha taruna di Kabuapten Gianyar yang 100 % menggunakan bahan ramah lingkungan. “Para pemuda di Gianyar itu terkenal kreatif dalam bidang seni, jadi pasti bisa. Kami juga akan menurunkan tim verifikasi mengecek sekha taruna yang membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan, sehingga nanti bisa diberikan piagam penghargaan,” paparnya.
 
Tambahnya, bahan plastik khususnya Styrofoam sangat berbahaya untuk lingkungan. Bila dibakar akan menghasilkan zat senyawa kimia berhaya yang bersifat karsinogenik, yaitu dioksin. “Nah bila ini dihirup oleh manusia bisa menyebabkan kanker, gangguan paru, bahaya untuk ibu hamil, jadi ancaman ini bukan hisapan jempol, ini merupakan hasil dari berbagai penelitian,” tandasnya.