Pengamanan Polresta Denpasar Diperketat, Polisi Periksa Dua Wanita Bercadar | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 15 May 2018 19:06
I Made Darna - Bali Tribune
asrama polisi
KETAT – Pengamanan di Polresta Denpasar, Senin kemarin diperketat menyusul terjadinya serangan bom bunuh diri di Polrestabes Surabaya, pagi kemarin.
BALI TRIBUNE -  Anggota Polda Bali dan Densus 88 anti teror melakukan pemeriksaan terhadap dua wanita yang dicurigai. Wanita pertama yang dimintai keterangan berinisial WYI (41) bersama suaminya berinisial SLI (30) pukul 13.30 Wita, Senin (14/5). Pemeriksaan terhadap warga Jalan Pendidikan Sidakarya Denpasar ini karena kecurigaan masyarakat yang melihat WYI menggunakan cadar dan menggendong ransel.
 
Dalam pemeriksaan, petugas tidak menemukan indikasi keterlibatan pasutri itu dalam jaringan teroris. Selain itu, seorang wanita bercadar bersama anaknya yang hendak masuk ke asrama polisi di Jalan WR Supratman juga tak luput dari pemeriksaan. Menariknya, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, petugas kepolisian sempat memberlakukan sistem buka tutup Jalan WR Supratman. Sementara pengamanan di Polresta Denpasar, diperketat.
 
Informasi yang berhasil dihimpun BALI TRIBUNE -  siang kemarin, pemeriksaan terhadap pasangan suami-istri ini saat melintas menggunakan sepeda motor bernomor polisi DK 3520 IG di seputaran kawasan Kreneng, Denpasar Timur.
 
Mendapati laporan masyarakat, petugas kepolisian bersama anggota Densus 88 melakukan pembuntutan terhadap keduanya hingga di rumah mereka di Jalan Pendidikan, Sidakarya. Dalam pemeriksaan, ternyata pasutri ini tidak terindikasi masuk dalam jaringan teroris. Kemudian, keduanya hanya dilakukan pendataan.
 
“Keduanya sudah lama tinggal di sana. Mereka tinggal bersama 4 orang anak mereka dan juga keluarga besar. Itu rumah mereka sendiri,” ungkap seorang sumber di kepolisian.
 
Sementara seorang wanita bercadar bersama anaknya menggunaan cadar yang hendak memasuki asrama polisi di Jalan WR Supratman juga tidak luput dari pemeriksaan petugas. Wanita dan anaknya itu langsung diamankan petugas dan dilakukan pemeriksaan.
 
“Kalau yang wanita bercadar dan anaknya itu memang sempat diperiksa. Tapi masih dilakukan pendalaman. Karena semuanya perlu didalami lagi. Untuk sementara tidak ada informasi keterlibatan dalam aksi teroris,” kata sumber yang tidak mau namanya dikorankan ini.
 
Dalam pemeriksaan wanita bersama anaknya yang hingga kini identitasnya belum terungkap itu, Jalan WR Supratman di depan Mapolda Bali dilakukan penutupan selama satu jam. Penutupan itu untuk mensterilkan lokasi seputaran Polda.
 
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Henky Widjaja menampik penutupan jalan di depan Polda itu bagian dari upaya pemeriksaan wanita bercadar. Ia berdalih, penutupan bagian dari upaya pengalihan akses jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
 
Selain itu, perwira melati tiga di pundaknya ini mengaku penutupan karena ada video conference dengan Kapolri, Jendral Tito Karnavian. “Kebetulan tadi ada video conference dengan Pak Kapolri. Jadi sekalian dengan antisipasi saja jika hal yang tidak diinginkan terjadi. Untuk lamanya cuma satu jam saja,” ujarnya.
 
Meski penutupan tidak berkaitan dengan penangkapan wanita bercadar bersama anaknya, namun Henky Widjaja membenarkan adanya pemeriksaan terhadap wanita bercadar yang mencurigakan tersebut. Hanya saja, sampai saat ini pihaknya tidak menahan wanita itu karena tidak ditemukan adanya benda atau bahan berbahaya. Dia hanya dilakukan interogasi untuk kepentingan penyelidikan. “Itu hanya diperiksa saja. Dia sudah dilepas, tapi untuk identitasnya saya belum dapat. Nanti saya koordinasi dulu ya,” katanya.
 
Sementara Kapolresta Denpasar, Kombes Pol Hadi Purnomo ditemui BALI TRIBUNE -  seusai vidso conference dengan Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian di Mapolresta Denpasar siang kemarin mengatakan, situasi di Denpasar saat ini tetap kondusif. Namun pengamanan di sejumlah tempat, termasuk di kantor polisi sendiri diperketat.
 
Meski demikian, pelayanan kepolisian, seperti SIM, SKCK dan penerimaan laporan tetap berjalan seperti biasa. Dan anggota diimbau untuk tetap siaga. “Anggota juga sudah diperintahkan, jika ada teroris maka jangan takut untuk mengambil tindakan tegas. Bila perlu tembak mati di tempat sesuai perintah atasan,” tandasnya.