BALI TRIBUNE - Guna mengantisipasi timbulnya persoalan adat di sebuah Desa Pakraman, Krama Desa setempat wajib mematuhi awig-awig (hukum adat,red) yang ada di desa bersangkutan.
Demikian disampa
ikan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta saat hadir bersama Wabup Made Kasta pada acara pengukuhan peraturan Awig-awig Desa Pakraman Akah di Wantilan Pura Dalem Desa Akah, Kabupaten Klungkung Kamis (7/12) lalu.
Menurut Bupati Suwirta, awi-awig merupakan pedoman krama adat dalam melaksanakan konsep Tri Hita Karana yang disesuaikan dengan Desa Mawacara dan Dharma Agama di Desa Pakraman atau Banjar Pakraman masing-masing.
“Segala bentuk peraturan di dalam Awig-awig harus selalu dipatuhi dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Dikatakannya, awig-awig yang sudah ditetapkan ini nantinya harus bisa dipergunakan dengan baik. Hal yang paling terpenting selalu ajarkan generasi muda tentang peraturan awig-awig agar generasi muda bisa semakin tumbuh menjadi generasi yang cerdas dan bermartabat.
Lebih jauh dikatakan Bupati, seluruh masyarakat maupun generasi muda harus bisa menghindariserta mengantisipasi maraknya pengunaan narkoba, minum-minuman keras ini bertujuan agar nantinya kejadian yang tidak kita inginkan tidak terjadi.
“Selalu hindari maraknya penggunaan narkoba serta minum-minuman keras,” pinta Bupati.
Sementara Bendesa Pakraman Desa Akah Ida Bagus Nyoman Wirata mengatakan, tujuan dikukuhkannya awig-awig Desa Pakraman ini adalah, memberikan pemahaman dan peraturan kepada seluruh masyarakat agar bisa mematuhi peraturan yang berlaku di dalam Desa.
“Masyarakat harus bisa membedakan perilaku yang mana benar dan yang mana salah sesuai peratutan yang sudah tercantum didalam Awig-awig tersebut,” tegasnya.
Pengukuhan Awig-awig Desa Pakraman ini juga disaksikan Perbekel Desa Akah Nyoman Sujati serta masyarakat setempat.
Usai pengukuhan, acara dilanjutkan dengan persembahyangan bersama dipuput Jro Mangku Dalem Desa Pakraman Akah.
