Perbankan Sebut Kredit Konsumtif Terkendala Daya Beli | Bali Tribune
Diposting : 31 May 2019 12:00
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune/ Rully Setiawan
balitribune.co.id | Denpasar -  Sejumlah pihak optimis ekonomi Bali pada triwulan berikutnya dapat tumbuh lebih baik usai bayang-bayang pemilihan umum (Pemilu). Meski pada triwulan II 2019 dirasakan agak berat karena beberapa kejadian seperti kerusuhan di Jakarta karena hasil Pemilu dan aktivitas Gunung Agung beberapa waktu lalu yang sempat membuat salah satu maskapai untuk membatalkan penerbangannya. 
 
Regional CEO Bank Mandiri Regional XI Bali dan Nusa Tenggara, Rully Setiawan saat buka puasa bersama awak media di Denpasar beberapa waktu lalu mengatakan, ekonomi Bali triwulan II akan lebih baik jika proses recovery kerusuhan yang terjadi di Jakarta dan erupsi Gunung Agung di Bali cepat dilakukan. 
 
"Harusnya triwulan II lebih baik, apalagi triwulan II tinggal sebulan lebih. Juni memang terpotong ada Lebaran, sebetulnya Lebaran itu universal, semua orang libur dan ada nambah cuti," katanya. 
 
Hal ini kata dia kemungkinan akan memicu roda perekonomian berjalan normal pada minggu ke tiga dan ke empat di bulan Juni. Peluang ini akan dimanfaatkan untuk menggenjot penyaluran kredit rumah bersubsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) agar sejalan dengan program pemerintah yaitu program sejuta rumah dengan memberikan subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
 
Bank Mandiri kata Rully di tahun 2019 diharapkan bisa terus berperan dalam program sejuta rumah subsidi tersebut. Walaupun tahun lalu Mandiri diakuinya masih tahap belajar dalam penyaluran kredit rumah untuk MBR. Bahkan para pengembang yang membangun rumah untuk MBR itu juga berharap Mandiri dapat maksimal menyalurkan kredit FLPP yang tidak hanya dilakukan oleh BTN.
 
Disampaikannya bahwa Mandiri telah menjalin kerjasama dengan developer, sehingga tahun ini pihaknya optimis bisa optimal menyalurkan kredit kepemilikan rumah bersubsidi. Disebutkan Rully, saat ini kredit kepemilikan rumah bersubsidi yang telah disalurkan sebesar Rp 5 miliar, dengan 26 unit rumah di wilayah kerjanya.
 
Di Bali telah ada 5 unit rumah yang dibiayai. Ada 10 proyek kemudian yang akan dibiayai dan 8 diantaranya sudah cair. Rumah tersebut sebagian besar dibangun di Tabanan dan Negara. Menurut Rully, ketersedian properti itu banyak, tetapi kalau dibandingkan dengan kebutuhan orang untuk memiliki rumah memang masih kurang. "Tapi untuk saat ini masih mencukupi karena untuk pembelian itu masih ada kendala di daya beli," cetus Rully.
 
Kondisi di masyarakat sekarang ini masih banyak yang membutuhkan kredit konsumtif seperti rumah dan kendaraan. "Namun masalahnya adalah pada daya beli baik properti dan kendaraan," imbuhnya. uni