Peringati Hari Kartini, Peselancar Asing Pakai Kebaya | Bali Tribune
Diposting : 22 April 2019 13:51
Valdi S Ginta - Bali Tribune
Bali Tribune/ Salah satu peselancar asing mengenakan kebaya dalam rangka peringatan Hari Kartini.
balitribune.co.id | Denpasar - Matahari di Pantai Kuta mulai condong ke arah barat, Sabtu (20/4). Di antara para wisatawan yang sedang berjemur maupun bermain air, tampak sekelompok perempuan berbusana kebaya dan bersarung pantai berlengak lengok di bibir pantai, masing-masing menyunggi papan selancar lalu menuju ke laut.
 
Dalam sekejap, para perempuan itu tampak berusaha meliak liuk menantang ombak yang cukup tinggi dengan papan selancarnya. Aksi berselancar dengan memakai kebaya ini dilakukan untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April. Uniknya, sebagian peselancar berkebaya ini adalah turis asing yang sedang berwisata di Bali.
 
Salah satunya adalah Diana, (25) perempuan asal Rusia ini terlihat menikmati tantangan berselancar ini. Dengan mengenakan kebaya hijau dilengkapi sarung pantai berwarna orange, Diana tampak mencoba berdiri di atas papan selancar dan melakukan manuver ketika berhadap dengan ombak. “Ombak membuatmu hidup dan pakaian (Kebaya) ini sungguh menantang,” kata Diana dengan napas tersengal-sengal seusai berselancar.
 
Bagi dia, ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah satu cara untuk mendukung perempuan di Indonesia. “Saya kira perempuan bisa melakukan apa saja, tunjukan kepada dunia bahwa perempuan juka bisa,” kata Diana semangat. Hal yang sama dirasakan Mina Jo (28), perempuan asal Korea Selatan ini mengakui cukup sulit berselancar dengan kebaya.
 
Meski demikian, menaklukan laut adalah inginnya. Dengan wajah bahagia bercampur nafas tersenggal, ia tetap mencari ombak, berdiri di atas papan selancar dan menari bersama ombak. “Benar (sulit sekali) , biasanya tidak pakai apa-apa saja begitu sulit, pakai baju dengan lengan panjang, pakai sarung sungguh sulit, “ katanya usai berselancar sekitar 20 menit.
 
Mina Jo pun mengakui tidak begitu tahu tentang Kartini. Tapi, dia mau berpatisipasi dalam kengiatan ini karena ingin ikut menyuarakan kesetaraan gender. Bagi dia, baik laki-laki dan perempuan adalah wajib hukumnya untuk setara. “Tinggal dirumah dan itu tidak bagus, dan bagi seluruh perempuan bila emang pengin keluar dari rumah, membuat sesuatu, pergi saja, itu plihan yang oke,” tegas.
 
Sementara itu, salah satu panita penyelenggara acara, Piping Irawan mengatakan, sengaja mempromosikan kebaya dan surfing dalam momentum Hari Kartini ini. Selain promosi budaya, acara ini diharapkan menjadi motivasi perempuan Indonesia untuk ikut menjadi peselancar profesional. Apalagi, di Indonesia tak banyak perempuan yang bergelut diolahraga ini. “Ini sebagai daya tarik bagi perempuan di Indonesia, “ kata dia.