Perlu Rp1 Miliar, Ortu Pasrah | Bali Tribune
Diposting : 14 May 2016 11:37
redaksi - Bali Tribune
RSUP Sanglah
Kondisi balita pengidap “penyakit kuning” asal Tampaksiring bersama orangtuanya.

Gianyar, Bali Tribune

Mendapati kondisi balitanya yang kian memprihatinkan, pasangan I Nyoman Kader (57) dan Ni Ketut Buktiani (43) asal Banjar Temen, Manukaya, Tampaksiring terlihat pasrah. Apalagi anak keempatnya, Wayan Sri Devi Maharani, yang baru berusia berusia 1 tahun 5 bulan ini sulit disembuhkan.

Sejak berumur 4 bulan, Sri divonis dokter mengidap penyakit yang terbilang langka, yakni atresia bilier. “Sebelumnya kami malah senang punya anak berkulit kuning langsat. Setelah diperiksa ke dokter, Sri disebutkan menderita gangguan fungsi hati. Perutnya pun terus membesar dan membuatnya kesulitan bergerak,” terang Buktiani saat ditemui di kediamannya, Jumat (13/5).

Disebutkan, Sri sudah pernah opname di RSUP Sanglah dan RSU Ari Santi, Mas. Dan kini Sri terpaksa dirawat di rumah lantaran solusi yang diberikan oleh dokter tidak mungkin dilaksanakan. Dokter pernah menganjurkan operasi sedot cairan dan cangkok hati, yang biayanya diperkirakan mencapai Rp1 miliar. Namun, peluangnya untuk sembuh tipis. “Karena itu saya coba pengobatan alternatif. Kami sudah tak berdaya lagi, karena sudah banyak biaya saya habiskan sejak Sri lahir, “terang Buktiani.

Sepanjang perbincangan bersama Bali Tribune, Sri terlihat memprihatinkan. Balita dengan berat 8,7 kilogram tersebut perutnya membuncit, selain mata dan tubuhnya yang menguning. Sesekali balita ini ingin meraih kamera yang mengarah pada dirinya.

Sri kini hidup tergantung keputusan orangtuanya. Sementara sang orangtua mulai kesulitan memenuhi kebutuhan balita ini. “Saya hanya seorang petani dan kadang membuat barang kerajinan. Semenjak Sri lahir, saya tidak bisa kerja maksimal dna utang menumpuk. Mudah-mudahan Tuhan memberikan jalan bagi kami,” terangnya pasrah.