Permukiman Porak Poranda, Korban Banjir Bandang Masih Mengungsi | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 28 December 2018 22:32
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
KORBAN - Anak-anak korban banjir bandang Tukad Bilukpoh mendapat pendapingan psikososial dari sukarelawan PMI Jembrana di pengungsian.
BALI TRIBUNE - Sebagian besar rumah warga di Lingkungan Bilukpoh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo yang diterjang banjir bandang Tukad Bilukpoh Sabtu (23/12) masih tampak porak poranda.
 
Tercatat 12 KK terdiri dari 65 jiwa masih bertahan di Posko Terpadu Darurat Bencana di Bale Subak Telepus, Lingkungan Bilukpoh Kangin, Kelurahan Tegal Cangkring. Sedangkan warga lainnya mengungsi ke rumah saudara atau kerabat terdekat. Warga juga secara perlahan membersihkan sisa-sisa material banjir di rumahnya.
 
 Pantauan Kamis siang, tempat pengungsian umum tersebut tampak diramaikan anak-anak dan lansia. Sedangkan dapur umum Bale Tempek 5 Banjar Adat Bilukpoh Kangin tampak diramaikan para ibu-ibu yang bertugas menyiapkan makanan untuk para warga terdampak banjir bandang di lingkungan setempat.
 
Kepala Lingkungan Bilukpoh Kangin, Gede Darmada mengatakan warga lainnya pada siang hari pulang membersihkan ruamahnya. “Kalau siang memang hanya anak-anak dan lansia di tempat pengungsian umum ini. Sedangkan warga yang usia produktif masih sibuk bersih-bersih di rumah. Tetapi kalau malam, mereka kembali ke sini,” ujarnya.
 
 Berdasarkan data di Posko Terpadu Darurat Bencana Lingkungan Bilukpoh Kangin, tercatat 55 KK dari Tempek 3 dan Tempek 5 yang terdiri dari 196 jiwa terdampak banjir bandang Tukad Bilukpoh tersebut. Kerugian material berdasar jumlah dampak kerusakan sementara terdata mencapai sekitar Rp 1,725 miliar lebih. “Dampak kerugian  materi ini masih bersifat sementara,” ujarnya.
 
Pihaknya memastikan logistik untuk memenuhi kebutuhan pangan warga terdampak masih aman. Kendati menerima bantuan pangan serta beberapa pakaian bekas, namun warga, menurutnya membutukan makanan anak-anak dan pakaian sekolah serta deterjen untuk membersihkan pakaian maupun perabotan rumah tangga.
 
Sedangkan 57 KK yang terdiri dari 172 jiwa di Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo yang terdampak banjir bandang Tukad Bilukpoh dipastikan tidak ada sampai mengungsi di tempat pengungsian umum.
 
Beberapa warga kini sudah mulai menempati rumah masing-masing, kendati masih ada beberapa lainnya saat masih mengungsi di rumah keluarga maupun kerabat terdekat. Kerugian materi dari dampak banjir bandang di wilayah ini diperkirakan mencapai Rp 800 juta.
 
Kepala Urusan Kewilayahan Banjar Anyar Kelod, I Kade Winastra dikonfirmasi kemarin, mengatakan kondisi di wilayahnya kini telah  berangsur membaik. Ia mengakui di wilayahnya hanya didirikan posko dapur umum saja.
 
“Beberapa rumah masih ada yang tergenang lumpur, dan sulit dibersihkan secara manual. Kami masih berusaha koordinasi ke kecamatan dan kabupaten agar bisa mendatangkan alat berat. Itu yang kami rasa mendesak saat ini. Kalau untuk kebutuhan pangan, kami rasa sementara masih mencukupi,” ujarnya.
 
Sementara Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana mengatakan saat ini penanganan masih tetap difokuskan terhadap pembersihan lumpur di masing-masing rumah warga terdampak. “Kami masih mengupayakan alat berat. Yang pasti, sementara kami masih fokus pemulihan kondisi di rumah-rumah warga, agar warga bisa segera kembali ke rumah. Posko hanya seminggu ke depan,” tandasnya.pam