Permukiman Terendam, Nelayan Hanyut | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 9 June 2016 14:41
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
banjir rob
RENDAM JALAN - Gelombang air laut yang mengganas merendam jalan pedesaan dipesisir. Insert: I Ketut Narna, nelayan Perancak yang selamat setelah 4 jam terombang ambing di tengah laut.

Negara, Bali Tribune

Gelombang pasang air laut mengancam wilayah pesisir selatan Bumi Makepung Jembrana. Bahkan ombak tinggi yang melebihi tiga meter ini sejak beberapa hari belakangan ini naik ke daratan hingga ke permukiman warga.

Pantauan, Rabu (8/6), di kawasan pesisir Desa Delod Berawah, Mendoyo sejak pagi gelombang air laut menghempas pepohonan di pinggir pantai hingga masuk ke permukiman warga, beberapa bangunan pelinggih dan tembok penyengker menjadi rusak. Bahkan air laut merendam badan jalan desa dipesisir setinggi betis orang dewasa hingga menyulitkan warga dan pengguna jalan yang melintas.

Sejumlah tempat hiburan (cafe) yang ada di pesisir Delod Berawah terendam air laut. Menurut I Komang Oko Juni Antara (25), warga pesisir Delod Berawah, kondisi air laut yang mengalami pasang ini sudah naik sejak tiga hari lalu bahkan hingga merendam jalan desa dan pemukiman. Sedangkan ganasnya gelombang pasang yang menyebabkan abrasi yang cukup parah hingga mengakibatkan akses jalan menuju Kampung Nelayan, Banjar Ketapang, Desa Pengambengan, Negara. Pantauan di lokasi Rabu siang tampak sepanjang 2'5 meter jalan dengan aspal lapisan penetrasi (lapen) yang lebarnya sekitar 2,5 meter tergerus air laut dan amblas hingga masih tersisa beberapa centi meter saja.

Juni Antara menyebutkan, gelombang pasang air laut dengan ombak besar dan tinggi semakin mengganas sejak dua hari belakangan bahkan hanya beberapa saat air laut yang naik ke daratan menggerus badan jalan yang dulunya jaraknya sangat jauh dari bibir pantai namun kini sudah tergenang air laut.

Warga pesisir Pengambengan menyebutkan ombak besar biasanya mulai terjadi dari sekitar pukul 10.30 Wita hingga pukul 13.00 Wita dan ombak semakin mengganas saat malam hari terlebih saat bulan purnama.

Warga Pengambengan yang memilih bertahan di permukiman yang sudah dihuni sejak puluhan tahun dan kini terancam abrasi dan ganasnya gelombang air laut ini pun harus selalu waspada. Beberapa rumah warga nelayan pesisir Pengambengan yang berbatasan dengan laut yang masih tersisa kini temboknya retak-retak karena terus dihantam ombak.

Tidak hanya mengancam wilayah pesisir, ganasnya gelombang air laut juga mengancam para nelayana yang melaut mencari ikan. Beberapa nelayan telah menjadi korban gelombang air laut yang tinggi dan deras ini. Terkahir pada Rabu (8/6) seorang nelayan, I Ketut Narna (51) asal Banjar Lemodang, Desa Perancak, Jembrana setengah jam dari daratan sekitar pukul 05.00 Wita mengalami musibah jukung (prahu kecil) yang dibawanya saat melaut seorang diri terbalik diterjang ombak yang mengganas mencapai tinggi 2 meter sekitar 2 mil ditengah laut dengan kedalaman sekitar 300 meter. Setelah 4 jam terombang-ambing ditengah lautan, sekitar pukul 09.00 Wita, kakek ini akhirnya bisa diselamatkan oleh nelayan lain yang saat itu sedang melaut.

Bahkan menurut beberapa nelayan setempat sejak dua hari belakangan ini atau dari Tilem, Minggu (5/6) lalu, gelombang air laut cukup ekstrem tiba-tiba di tengah bisa mendadak mengganas begitu saja sehingga para nelayan yang melaut mencari ikan harus ekstra waspada.