Pintu Masuk Zona Merah Dijaga Tim SAR | Bali Tribune
Diposting : 4 December 2017 19:44
Redaksi - Bali Tribune
KRB
DILARANG – Tim gabungan tampak berjaga-jaga di pintu masuk KRB II dan III dengan memeriksa identitas setiap orang yang hendak masuk zona tersebut. Bagi mereka yang bukan warga yang berada di zone merah, dilarang masuk.

BALI TRIBUNE - Hingga saat ini puluhan ribu warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) II dan III sudah hampir seluruhnya mengungsi menyusul terjadinya erupsi Gunung Agung, yang sudah berlangsung selama sepekan lebih.

Pun demikian dengan petugas gabungan dari Basarnas, TNI, Polri dan petugas BPBD turun langsung ke lokasi KRB II dan III untuk mengevakuasi warga yang masih bertahan ke posko pengungsian yang tersebar di sejumlah wilayah di Karangasem.

Dan Minggu (3/12),  petugas gabungan melakukan penjagaan di pintu-pintu masuk wilayah zona merah di Kecamatan Selat, dan Rendang, utamanya jalur menuju Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Setiap kendaraan mulai dari truk galian C, kendaraan pribadi dan roda dua yang ingin masuk areal zona merah, dihentikan untuk dicek identitasnya apakah pengendara atau pengemudi bersangkutan berasal dari desa setempat ataukah dari luar.

Setelah mengecek identitas warga yang  akan masuk ke zona berbahaya itu, petugas kemudian menanyakan tujuan memasuki areal berbahaya tersebut. Jika yang bersangkutan bukan warga desa setempat dan tidak ada kepentingan mendesak, petugas meminta warga bersangkutan untuk balik arah menjauhi zona merah.

Kepada wartawan, Kepala Kantor SAR Kelas A Denpasar, Ketut Gede Ardana, yang memimpin operasi kemarin menjelaskan, jika rata-rata warga yang memasuki zona berbahaya adalah warga desa setempat. “Rata-rata mereka mengaku mau pulang sebentar untuk menengok rumah. Karena biasanya siang hari mereka pulang dan sore sudah kembali ke posko pengungsian,” ujar Ketut Gede Ardana.

Tapi sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG memang semestinya zona atau areal dalam radius 8 kilometer dengan perluasan sektoral 10 kilometer, harus steril dari segala aktivitas manusia. Untuk itu pihaknya tidak pernah lelah turun untuk menyadarkan masyarakat akan ancaman bahaya yang bisa secara tiba-tiba terjadi.

Karena tidak ada yang bisa memprediksikan kapan erupsi besar itu akan terjadi. “Radius itu harus segera dikosongkan dari segala aktivitas manusia pagi, siang, sore, apalagi malam hari, apapun alasannya harus dikosongkan,” tegasnya.

“Kami dari Basarnas bersama tim SAR Gabungan selalu menyampaikan apapun dalih dari masyarakat, demi keselamatan semua, masyarakat harus taat dan patuh terhadap imbauan pemerintah (rekomendasi PVMBG,red),” tandasnya.

Diakuinya ada beberapa penduduk di zona merah yang masih bertahan dan pihaknya masih berupaya membujuk penduduk bersangkutan agar segera mengungsi.