Plt.Walikota Jaya Negara ; Pujawali di Pura Uluwatu Implementasi Tri Hita Karana | Bali Tribune
Diposting : 20 June 2018 21:53
Release - Bali Tribune
pura
NUNAS WANGSUH PADA – Bertepatan dengan rahina Anggarkasih Medangsia, Rabu (19/6) kemarin berlangsung Karya Pujawali di Pura Uluwatu, Pecatu Badung. Tampak, Plt. Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara nunas wangsuh pada Ida Bhatara lan bija usai mengikuti persembahyangan di pura tersebut kemarin.
BALI TRIBUNE - Pujawali di Pura Uluwatu merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan yang merupakan implementasi dari konsep Tri Hita Karana.
 
Demikian dikatakan Plt. Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara saat hadir serangkaian persembahyangan Karya Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Badung saat rahina Anggarkasih Medangsia, Selasa (19/6) kemarin.
 
“Dengan pelaksanaan pujawali ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana,” ucapnya.
 
Kehadiran Jaya Negara di Pura yang merupakan Pura Sad Khayangan itu didampingi Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, dan Kabag Kesra Kota Denpasar, Raka Purwantara.
 
Sementara Panglingsir Puri Jro Kuta, IGN Jaka Pratidnya yang kerap dipanggil Turah Joko menuturkan, prosesi di Pura itu diawali dengan nedunang Ida Bhatara Dewa Agung Sakti dari Pura Pererepan Desa Adat Pecatu yang selanjutnya menuju pura Luhur Uluwatu.
 
Prosesi selanjutnya adalah, ngaturang pujawali Ida Bhatara ring Luhur Pura Uluwatu yang dipuput oleh Ida Pedanda Griya Sibang dan Ida Pedanda Gria Tegal Sari.
 
Turah Joko menambahkan, usai puncak karya pujawali prosesi dilanjutkan dengan ngantukang (mengembalikan ke tempat semula,red) Ida Bhatara Dewa Agung Sakti mewali ke Pererepan Payogan masing-masing yang berada di Desa Adat Pecatu.
 
Hari ini hingga Jumat (22/6) nanti prosesi berlanjut dengan ritual ngaturang bakti penganyar. Adapun pembagiannya adalah, Kecamatan Kuta Utara pada Rabu (20/6),  Kecamatan Kuta pada, Kamis (21/6) dan pada Jumat (22/6) bakti penganyar dilaksanakan oleh Kecamatan Kuta Selatan. Pada hari yang sama pula dilangsungkan karya penyineban (penutup,red).
 
Terkait prosesi penyineban Ida Bhatara ungkap Turah Joko, ritual dimulai pukul 09.00 wita dilanjutkan dengan ritual pengilen-ilen dan pedatengan.
 
"Dengan melakukan srada bhakti kehadap Ida Hyang Widhi Wasa, astukara mudah-mudahan kita di Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya dijauhkan dari kebencanaan serta diberikan kekuatan dan keselamatan sehingga semua umat biasa rahayu," ujar Turah Joko.
 
Ia juga menyampaikan, selama ini warga pengempon Pura Uluwatu meliputi Puri Agung Jro Kuta dan Puri Agung Jambe Celagigendong Denpasar sedangkan krama pengemong adalah, Desa Pakraman Pecatu yang terdiri dari Banjar Kauh, Banjar Tengah dan Banjar Kangin.
 
Ketiga banjar ini mendapat tugas yang digilir setiap enam bulannya. Sebelum melaksanakan pujawali di pura setempat, pihak desa adat dan kedua puri pengempon pura melakukan koordinasi komunikasi terkait pelaksanaan upacara, serta penyiapan sarana dan prasarana untuk kelengkapan upacara.
 
Bendesa Pakraman Pecatu, I Made Sumerta dalam kesempatan turut mengimbau kepada masyarakat dan penyedia jasa pariwisata terkait pelaksanaan pujawali. Dimana, sebagai salah satu destinasi wisata di Pulau Bali tentu diharapkan para wisatawan untuk menyesuaikan dengan menggunakan pakian adat madya selama pelaksanaan pujawali.
 
“Kami menghimbau kepada seluruh pihak khususya wisatawan untuk mentaati aturan selama pelaksanaan pujawali hingga penyineban,” imbaunya.