Porprov Bali XIV/2019, Denpasar Siap Pinjamkan Venue Panjat Tebing | Bali Tribune
Diposting : 30 May 2019 22:42
Djoko Purnomo - Bali Tribune
Bali Tribune/ Ida Bagus Toni Astawa
balitribune.co.id | Denpasar - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Denpasar menyambut dengan tangan terbuka jika tuan rumah Porprov Bali XIV/2019 Tabanan karena sesuatu dan lain hal terpaksa menghelat beberapa pertandingan di luar Tabanan.
 
Ketua Umum KONI Kota Denpasar, Ida Bagus Toni Astawa mengatakan, di Denpasar banyak GOR apakah itu milik Pemprov Bali maupun Kota Denpasar yang bisa dipergunakan sebagai venue atau tempat pertandingan Porprov Bali XIV/2019 September mendatang.
 
“Kami sangat terbuka jika tuan rumah Porprov Bali 2019 ingin menggelar beberapa cabor di Kota Denpasar. Kami punya lintasan panjat tebing yang memenuhi standar untuk gelaran event nasional,” ujar Ida Bagus Toni Astawa, Selasa (28/5) malam saat buka puasa bersama di Denpasar.
 
Pria yang akrab disapa Gus Toni itu mengakui beberapa waktu lalu Ketua KONI Tabanan Dewa Ary Wirawan sempat secara informal menyampaikan bahwa tuan rumah porprov kesulitan untuk menggelar cabor panjat tebing karena tidak punya lintasan.
 
Atas hal itu, lanjut Gus Toni, pihaknya menawarkan agar cabor panjat tebing digelar di Denpasar tepatnya di lintasan panjat tebing kompleks Stadion Kompyang Sujana Denpasar.
 
Di Denpasar sebenarnya juga banyak GOR, seperti Lila Bhuana maupun GOR Ngurah Rai. Meski itu milik Pemprov Bali yang pengelolaannya di bawah KONI Bali, namun Gus Toni yakin akan mendapatkan izin menggunakannya karena Porprov Bali itu merupakan gawenya Pemprov Bali.
 
“Tabanan kan membangun GOR baru di Kompleks Stadion Debes, dan kabarnya saat ini masih terhenti. Kalau misalnya dirasa khawatir tidak bisa terkejar penyelesaiannya, dialihkan saja pertandingan yang rencananya digelar di GOR Debes yang baru tersebut ke Denpasar,” pungkasnya.
 
Mengenai persiapan atlet Denpasar berlaga di Porprov Bali 2019, Gus Toni mengatakan saat ini ratusan atlet sedang menjalani TC Desentralisasi di cabor masing-masing. Mereka merupakan atlet hasil binaan sendiri dan siap berprestasi di porprov nanti.
 
Dalam melakoni TC Desentralisasi, sebut Gus Toni, mereka dianggarkan setiap atlet Rp60 ribu per hari selama 3 bulan menjalani TC Desentralisasi.
 
“Nanti beberapa hari sebelum mereka berlaga di ajang porprov akan masuk karantina dan tidak boleh diganggu oleh siapapun agar mereka benar-benar fokus nantinya dalam berlaga,” pungkasnya.uni