PPA Sosialisasikan Stop Kekerasan pada Anak | Bali Tribune
Diposting : 24 August 2017 16:57
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
HARI ANAK
HARI ANAK - Ratusan anak mengikuti lomba yang digelar oleh Pusat Pengembangan Anak (PPA) Cluster Bali dengan tema ‘Gempita Anak Indonesia’ untuk merayakan hari anak nasional di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Rabu (23/8).

BALI TRIBUNE - Sebanyak 800 anak mengikuti lomba yang digelar oleh Pusat Pengembangan Anak (PPA) Cluster Bali dengan tema ‘Gempita Anak Indonesia’ untuk merayakan hari anak nasional di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Rabu (23/8). Kegiatan tersebut juga sekaligus mensosialisasikan Stop Kekerasan terhadap anak di Bali.

Ketua KPPA Cluster Bali Nyoman Galung Martini, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan memperingati hari anak Nasional. Dengan berbaurnya anak-anak seluruh Bali di lapangan Puputan untuk mengikuti lomba yakni tarik tambang, balap karung, makan kerupuk, Trompak, lomba kelereng dan Enggrang memberikan rasa persaudaraan sejak dini serta menumbuhkan rasa nasionalis sehingga mereka sebagai generasi bangsa bisa mempertahankan kebhinekaan.

Selain itu, inti dari kegiatan tersebut menurut Galung adalah sosialisasi terhadap kekerasan anak yang selama ini semakin banyak terjadi bahkan sebagian juga berada di Bali. Maka dari itu menurut Galung, pihaknya memberikan dorongan kepada para orang tua untuk tidak melakukan kekerasan pada anak. “Kami menekankan kepada orang tua agar tidak melakukan kekerasan terhadap anak. Karena selama ini sangat banyak sekali kekerasan yang terjadi bahkan menyentuh Bali. Kami dorong para orang tua untuk mendidik bukan menyakiti,” jelas Galung.

Selain itu dengan permainan ini kata Galung, mereka yang mengikuti lomba kerdekaan ini akan lebih berbaur dengan teman-teman sebayanya sehingga interaksi yang dilakukan dalam kegiatan tersebut dapat memberikan wawasan bagi anak-anak yang jumlahnya ratusan. “Keinginan kami memang juga untuk menumbuhkan rasa nasionalis sejak dini sehingga mereka paham dan terus menjaga kebhinekaan yang ada di Indonesia. Agar generasi saat ini tidak ikut terpengaruh dengan adanya segelintir orang yang ingin memecah belah kesatuan NKRI,” tandasnya.

Sedangkan, Ketua Panitia Gempita Anak Indonesia, Alex Frans, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2017. Kegiatan yang diikuti sekitar 800 anak tersebut dari berbagai daerah di Bali yang khusus mengikuti acara tersebut. Menurutnya dalam kegiatan tersebut berbagai Event diberikan untuk menumbuhkan rasa persaudaraan bagi anak-anak yang hadir saat itu. Bahkan menurut Alex kegiatan ini bukan hanya lomba namun juga ada tarian dari seluruh daerah yang ditampilkan anak-anak tersebut.

“Ini bukan hanya lomba, jadi ada juga tarian khas seluruh daerah di Indonesia yang ditarikan oleh anak-anak tersebut. Bahkan tidak lupa juga untuk menambah membangkitkan Rasa nasionalis mereka kami menyanyikan lagu-lagu kebangsaan,” ujarnya.

Sementara salah satu peserta Yabes Senbri bofsala, 11, yang tinggal di gang Mawar Denpasar mengatakan, ia mengikuti kegiatan tersebut karena diajak ibunya, bahkan anak kelas 5 SD itu mengaku senang ikut kegiatan tersebut untuk mencari teman sehingga semua lomba ia ikuti. “Senang saya ikut disini banyak teman, jarang-jarang ada kayak gini (lomba). Saya ikut lomba balap karung sama Enggrang saya dapat juara satu,” ujarnya.