PPDB di SMAN 2 Bangli, Kuota Belum Terpenuni | Bali Tribune
Diposting : 4 July 2019 15:06
Agung Samudra - Bali Tribune
Bali Tribune/ MENUNGGU - Sejumlah guru yang menunggu siswa yang hendak mendaftar untuk PPDB di SMAN 2 Bangli, Rabu (3/7).
balitribune.co.id | Bangli - Pendaftaran peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2019/2020 di SMAN 2 Bangli dijadwalkan berakhir Rabu (3/7). Namun demikian, kuota yang diberikan belum terpenuhi.  
 
Ketua Panitia PPDB SMAN 2 Bangli, Pande Sujana saat dikonfirmasi mengatakan untuk tahun ini SMAN 2 Bangli mendapat kuota cukup besar yakni 423 siswa. Kuota yang diberikan tidak terlepas dari jumlah rombel yang tersedia. “Daya tampung sekolah masih memadai sehingga kami mendapat kuota cukup besar,” ungkapnya. 
 
Selain itu SMAN 2 Bangli tidak hanya masuk zona Bangli namun wilayah Kecamatan Susut, Kintamani, dan Tembuku. Meski dimasing-masing kecamatan sudah ada sekolah, namun dengan jumlah siswa yang ada, sekolah tidak bisa menampung seluruhnya.
 
Pihaknya pun mencontohkan, Kecamatan Kintamani, wilayahnya luas tidak mungkin satu sekolah bisa menampung seluruh siswa. Lanjutnya, berdasarkan data sementara jumlah pendaftar di SMAN 2 Bangli sebanyak 227 siswa yang meliputi 220 siswa dari zonasi, 5 siswa dari prestasi dan 2 siswa dari perpindahan orang tua. "Untuk pendaftaranya sendiri masih berahkir hari ini (Rabu). Kemudian nanti akan dilakukan perengkingan. Kemudian Perengkinan langsung oleh sistem, kami tidak mengambil alih. Nanti pada pada 5 Juli mendatang dijadwalkan untuk pengumuman," sebutnya.
 
Disinggung terkait dampak jika kuota tidak terpenuhi, Pande Sujana mengatakan jika kuota tidak terpenuhi maka akan berpengaruh pada tunjangan guru. Yang mana guru yang sudah lolos sertifikasi dan mendapat tunjangan wajib memenuhi 24 jam mengajar. “Kalau jam mengajar kurang sudah jelas imbas pada tunjangan,” bebernya.
 
Namun demikian agar bisa memenuhi 24 jam mengajar, para guru mencari jam tambahan di sekolah lain. “Bisa mencari jam tambahan, dengan mengajar di sekolah lain yang memang kekurangan tenaga pendidik. Semisal kekurang guru bahasa, maka guru disini dengan besic tersebut bisa mengajar di sekolah yang dimaksud,” imbuhnya sembari mengatakan hal ini banyak terjadi di sekolah lain.