PPDB Hari Kedua Lengang | Bali Tribune
Diposting : 19 June 2019 11:19
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
Bali Tribune/ LENGANG - Kondisi lengang pada pelaksanaan verifikasi dan pengambilan token PPDB di Rumah Pintar, Jalan Kamboja Nomor 4 Denpasar, Selasa (18/6).
balitribune.co.id | Denpasar - Verifikasi dan pengambilan token Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Negeri hari kedua di Kota Denpasar lengang. Hal ini berbeda dengan verifikasi hari pertama yang dipadati antrean ratusan orangtua siswa.
 
Kondisi lengang saat verifikasi dan pengambilan token PPDB ini terlihat di Rumah Pintar, Jalan Kamboja Nomor 4 Denpasar, Selasa (18/6). Di lokasi ini tampak tak ada satu pun siswa atau orangtua siswa yang melakukan verifikasi. Hanya ada empat petugas yang duduk di depan komputer dan ada pula yang bercengkrama satu sama lain.
 
Salah seorang petugas yang melakukan verifikasi, Putu Tistha mengatakan sejak pagi suasana memang sepi. "Kemarin baru ramai. Sekarang sepi," katanya.
 
Selain di Rumah Pintar, suasana di SMPN 3 Denpasar juga lengang. Di sekolah ini, tampak hanya ada panitia PPDB dan OSIS yang membantu verifikasi duduk-duduk di ruangan tersebut.
 
Hari pertama jumlah antrean di sekolah ini mencapai 400 orang. Hari kedua hanya 186 orang. "Kemarin baru ramai sekali. Saya sampai pusing. Sekarang santai," katanya.
 
Kondisi antrean verifikasi dan pengambilan token pendaftaran PPDB hari kedua ini memang berbeda dengan hari pertama. Di hari pertama pengambilan token tampak ribuan orangtua siswa dan siswa  memadati sekolah-sekolah SMP Negeri di Denpasar, Senin (17/6).  Mereka berlomba, seakan-akan verifikasi dan kecepatan mendapat token jadi penentu  diterima atau tidaknya di sekolah tersebut.
 
Padahal sesuai jadwal, proses verifikasi verifikasi tiga jalur PPDB yakni jalur inklusi dan kurang mampu, jalur zona jarak terdekat, dan jalur zona kawasan berlangsung tiga hari, hingga Rabu (19/6) mendatang.
 
Salah satu sekolah yang nampak ramai yakni di SMP N 8 Denpasar. Di sekolah ini para orangtua nampak berkumpul untuk mendapatkan antrean verifikasi dan pengambilan token. Bahkan sejumlah orangtua siswa sengaja antre dari pagi pukul 04.00 Wita untuk mengambil nomor antrean verifikasi dan pengambilan token. 
 
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar, I Wayan Gunawan menenggarai hal ini dikarenakan adanya informasi salah yang diterima masyarakat. “Kalau dibilang sulit, sebenarnya tidak. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang menonjol dengan sebelumnya. Karena tahun lalu juga jumlahnya tamatan SD 13 ribu lebih dan yang diterima di SMP negeri sama yaitu 3 ribuan. Perbedaannya hanya, tahun lalu masih menggunakan NEM dan tahun ini NEM tak berlaku," ujarnya.
 
Gunawan menenggarai,  adanya antrean orangtua dan siswa akibat dari adanya kabar yang dihembuskan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab bahwa  proses verifikasi dan mengambil token ini dianggap sudah proses pendaftaran.
 
"Saya tidak tahu siapa yang menghembuskan informasi ini di lapangan.  Selain itu, dihembuskan pula isu bahwa siapa yang mendapat token lebih cepat itu yang diterima. Padahal kenyataannya tidak seperti itu," ujarnya.