Publik Space Banyak Dicaplok Investor | Bali Tribune
Diposting : 21 September 2016 11:11
I Made Darna/adv - Bali Tribune
pemkab
MEMANTAU - Rombongan Komisi II DPRD Badung saat memantau infrastruktur di Pantai Berawa, Desa Tibu Beneng, Kuta Utara, Selasa (20/9).

Mangupura, Bali Tribune

Komisi II DPRD Badung melakukan pemantauan infrastruktur pariwisata di Pantai Berawa, Desa Tibu Beneng Kecamatan Kuta Utara, Selasa (20/9) kemarin. Turunnya rombongan komisi yang membidangi pariwisata ini untuk memastikan adanya laporan pencaplokan publik space di kawasan pantai yang menjadi surgannya para peselancar tersebut.

Made Kamajaya selaku Perkebel Desa Tibubeneng mengatakn, sesungguhnya permasalahan di pantai pihaknya sudah membikin tim pengelolaan pantai tapi masih vakum. Sekarang hadirnya Komisi II DPRD Badung pihaknya semakin yakin akan mengaktifkan kembali. “Kami duduk bersama, supaya apa di sini  yang ada (Pantai Berawa) tindaklanjuti,” jelasnya kepada Komisi II, kemarin.

Dia berjanji akan mendatangi semua pihak terkait untuk bersama-sama membuat penataan, bersinergi membuat penataan bersama adat, dinas, desa. “Kami punya asa perjanjian mohon tetap kami dikawal. Cuma kami SDM sangat kurang, ” ungkapnya.

Begitu juga Bendesa Adat Berawa, Wayan Warsa mengakui, pihaknya sangat berterima kasih ada peninjauan yang dilakukan Komisi II. Pasalnya di Pantai Berawa banyak lahan yang diduga “dicaplok” oleh investor. “Yang terpenting kami ingin menyelamatkan duwe pura (tanah milik pura) untuk bisa disertifikatkan karena banyak lahan yang belum disertifikatkan, ” terangnya.

I Nyoman Dirga Yusa Ketua Komisi II mengakui, Pantai Berawa memiliki potensi yang luar biasa untuk pariwisatannya. Karena ombak pantai tergolong sangat bagus untuk surfing. Sehingga perlu sebuah planning untuk melakukan penataan. Selain itu juga masyarakat setempat juga bisa menikmati pendapatan yang ada di Pantai. Sehingga pihak Desa, Dinas, dan Bendesa Adat mesti mampu bersinergi untuk sama-sama mengelola pantai tersebut. “Semua prajuru adat, dinas, perbekel dan camat untuk bersinergi menyiapkan desain penataan pantai Berawa,” terangnya.

I Nyoman Mesir anggota Komisi II ini menegaskan, yang menjadi  sekala prioritas yakni penataan, desain penataan, sempadan pantai pengawasan ke dinas yang membidangi sehingga ke depan satu bahasa dalam penataan ini. “Pantai Berawa ada potensi sekarang apakah mau ditata atau tidak. Kalau tidak ditata otomatis nanti akan dimakan investor, ” terangnya.

Begitu juga I Nyoman Oka Widnyanta, wakil Ketua Komisi II menjelaskan, mengenai masalah penataan gampang tetapi yang terpenting statusnya harus jelas. “Libatkan semua komponen. Ada Adat, Dinas, Desa mau pun Camat harus duduk bersama. Perdes perlu itu untuk menjadi acuan nya. Artinya jelaskan dulu statusnya baru ditata, ” terangnya.

Sementara Sekretaris Ketua Komisi II Wayan Luwir Wiana menegaskan, turunya komisi II ke Pantai Berawa sejatinnya juga untuk mendata aset-aset daerah dan areal publik. Sehingga aset-aset tersebut tidak dikuasai oleh investor. “Biar nantinya masyarakat Badung tidak terpinggirkan,” terangnya.

Dia mengakui, Pantai Berawa sudah terkenal surfingnya di kancah Internasional. Sehingga penataan pantai penting. “Mulai lahan parkir, pedagang dan pengelolaan pantai, sangat penting dilakukan,” terangnya.

Seperti diketahui, peninjau Komisi II di Pantai Berawa langsung dipimpin oleh Ketua Komisi II I Nyoman Dirga Yusa, I Nyoman Oka Widnyanta,  dan Sekretaris Komisi III Wayan Luwir Wiana  beserta anggota Nyoman Mesir, Nyoman Suka, Gede Suraharja, Wayan Mendra, Kasatpol PP Ketut Martha, diampingi Camat Kuta Utara, Perbekel Tibubeneng, BPD Desa, Bendesa Adat Berawa, dan lainnya.