Puluhan Rumah Tertimbun Pasir | Bali Tribune
Diposting : 12 August 2016 10:50
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
abrasi
Kondisi permukiman warga di Pesisir Candikusuma yang kini sudah tergerus menjadi hamparan pantai.

Negara, Bali Tribune

Warga Banjar Tirtakusuma, Desa Candikusuma, Melaya mengeluhkan dan mempertanyakan penanganan abrasi yang terjadi di Bumi Makepung Jembrana. Akibat ganasnya terjangan air laut di perairan Bali Barat, rumah-rumah warga di pesisir Pantai Candikusuma yang terancam amblas, kini tertimbun pasir.

Pantauan di lokasi tampak penanganan dampak abrasi di kawasan perikanan tangkap ini tidak menyeluruh. Pada tahun 2012, pemerintah telah membangun senderan di sebelah timur permukiman warga dan pada tahun 2013 kembali ‘menyender’ sisi sebelah barat permukiman warga. Sedangkan di bagian tengah, tepatnya di kawasan permukiman warga tidak dilakukan penyenderan.

Belasan rumah yang berada di tengah-tengah ini kini terancam gerusan abrasi yang setiap hari semakin mengganas. Bahkan, selain kerap terendam air laut yang pasang setiap saat, belasan rumah warga itu pun kini tertimbun pasir laut karena posisinya jauh lebih rendah dari bibir pantai.

Salah seorang warga terdampak abrasi pesisir Candikusuma, Emil Salim (28) mengatakan abrasi sudah mulai mengganas sejak tahun 2008 silam. Saat itu dermaga pelabuhan rakyat yang ada di desanya amblas diterjang gelombang air laut. Sejak saat itu abrasi kian mengganas dan mengancam kehidupan warga pesisir serta merendam permukiman warga.

Menurutnya warga kecewa dengan kebijakan pemerintah dalam penanganan abrasi, yang kesannya tidak adil. Sebab, penyenderan hanya dilakukan di sebelah timur dan di sebelah barat, sedangkan di bagian tengah justru dibiarkan begitu saja.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jembrana, I Gusti Putu Mertadana dikonfirmasi Kamis (11/8) mengatakan kawasan permukiman warga di Banjar Tirtakusuma, Desa Candikusuma tersebut memang belum ditangani dengan senderan abrasi.

Selain karena dana untuk penanganan abrasi dari Balai Sungai Wilayah Bali-Penida yang terbatas, juga karena saat pengajuan senderan ke Balai Sungai Wilayah Bali-Penida ditentukan oleh hasil survei dengan prioritas penanganan beberapa objek di masing-masing daerah seperti rumah ibadah serta pusat keamanan.

Ia mengakui untuk kawasan permukiman warga itu belum disender karena memang dana dari Pusat untuk penanganannya juga terbatas. Kedati demikian, pihaknya mengaku sudah terus mengajukan penanganannya. Ia menyebutkan untuk tahun ini memang tidak ada penanganan abrasi wilayah Jembrana.