Puluhan Warga Pinge Diare Usai Santap Nasi Bungkus, Dinkes Tabanan Tetapkan Status KLB | Bali Tribune
Diposting : 10 April 2019 23:40
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
Bali Tribune/ PEMERIKSAAN - Pasca-ditetapkan KLB, Dinkes Tabanan lakukan pemeriksaan di Banjar Pinge, Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan.
balitribune.co.id | Tabanan - Dinas Kesehatan Tabanan menetapkan status Kejadian Luas Biasa (KLB) diare di Banjar Pinge, Desa Baru, Kecamatan Marga. Pasalnya, Puluhan warga Banjar Pinge mengalami mual dan diare setelah mengonsumsi nasi bungkus yang dibawa sebagai bekal saat Nangkil ke Pura Besakih, Sabtu (6/4) lalu.
 
Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, peristiwa itu bermula pada hari Sabtu dini hari (6/4) sekitar pukul 03.00 Wita, puluhan warga Banjar Pinge Nangkil ke Pura Besakih dengan membawa bekal berupa nasi bungkus yang dipesan pada salah satu warung di wilayah Marga. Selanjutnya usai sembahyang, nasi bungkus tersebut dikonsumsi sekitar pukul 11.00 sampai pukul 12.00 Wita.
 
Setelah pulang dari Pura Besakih sebanyak 6 orang warga mengalami pusing, mual, muntah hingga diare dan berobat ke Puskesmas Marga I. Namun keesokan harinya yakni tanggal 7 April 2019 jumlah warga yang mengalami gejala serupa semakin banyak, bahkan mencapai 30 orang dan tanggal 8 April 2019 bertambah 4 orang lagi sehingga totalnya 40 orang. Dari jumlah tersebut 5 orang warga harus dilarikan ke BRSU Tabanan, tiga orang diperbolehkan pulang dan dua orang harus dirawat inap.
 
Kabid P2PL Dinas Kesehatan Tabanan, dr. I Ketut Nariana mengatakan bahwa atas peristiwa tersebut pihak Puskesmas Marga I pun melapor ke Dinas Kesehatan Tabanan sehingga langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengumpulan data penderita keracunan makanan, pemeriksaan dan pengobatan penderita, serta penyuluhan terhadap penderita. "Kita juga melakukan pengambilan sampel air minum dan Rectal Swab pedagang. Sedangkan untuk sampel nasi bungkus tidak bisa kita ambil karena sudah habis," ungkapnya Selasa (9/4).
 
Berdasarkan pendataan yang dilakukam dari 40 kasus yang ada paling banyak dialami oleh warga berusia 21 sampai 30 tahun yakni sebanyak 15 orang, kemudian usia 31 sampai 40 tahun sebanyak 8 orang, usia 10 sampai 20 tahun 8 orang, usia 41 sampai 50 sebanyak 4 orang, usia 51 sampai 60 sebanyak 3 orang, usia 61 sampai 70 sebanyak 1 orang dan usia 0 sampai 9 tahun sebanyak 1 orang. Diduga warga mengalami pusing, mual, muntah, hingga diare karena keracunan makanan nasi bungkus yang dibawa saat Nangkil ke Pura Besakih. "Dimana didalamnya terdapat nasi putih, telur rebus berbumbu, mie goreng, daging hati babi, daging usus babi, ayam sisit, dan tempe goreng," imbuhnya.
 
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr. I Nyoman Suratmika menamnahkan,  bahwa atas adanya pertambahan kasus yang cukup banyak maka pihaknya pun menetapkan status KLB pada peristiwa tersebut. Namun Selasa (9/4) sudah tidak ada lagi penambahan kasus. "Sudah tidak ada lagi penambahan kasus tetapi tetap kita pantau," tegasnya.
 
Sementara itu salah satu korban yang saat ini dirawat di BRSU Tabanan, Wayan Wardana (49), menuturkan jika dirinya mulai mengeluh sakit perut pada Sabtu (6/4) sekitar pukul 22.00 Wita. Sakit perut yang dialami tak tertahankan hingga ia bolak balik ke kamar mandi sampai 10 kali. Hanya saja sakit perut yang dialami semakin parah disertai mual dan pusing hingga akhirnya anaknya mengantar Wardana ke BRSU Tabanan Minggu dini hari (7/4) sekitar pukul 03.00 Wita.
 
Sesampainya di UGD BRSU Tabanan, dirinya kemudian mendapatkan perawatan dan diijinkan oleh pulang. Namun pukul 08.00 Wita, ia kembali merasakan sakit perut yang tidak tertahankan dan akhirnya sekitar pukul 10.00 Wita ia memutuskan kembali ke BRSU Tabanan sampai disarankan untuk menjalani rawat inap. Dirinya tidak menyangka kalau keracunan makanan dari nasi bungkus yang disantap saat Nangkil ke Pura Besakih.
 
Lantaran saat itu nasi yang dimakan dirasa masih baik alias tidak berbau atau basi. Setelah mendapatkan perawatan, kondisi Wardana masih merasakan pusing dan sakit perut. Namun sudah tidak separah sebelumnya. "Sudah baikan, tapi masih pusing dan sakit perut," tandasnya.