Puncak Karya Ngusaba Jagat lan Ngusaba Nini, Pewintenan 278 Calon Pinandita di Pura Dasar Buana Gelgel | Bali Tribune
Diposting : 25 September 2018 14:47
Ketut Sugiana - Bali Tribune
NGUSABA - Puncak Karya Ngusaba Nini Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung diikuti 278 pewintenan seluruh Bali.
BALI TRIBUNE - Puncak Karya Pengusabaan yang lebih dikenal dengan Ngusaba Jagat utawi Ngusaba Nini di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung yang bertepatan dengan Purnamaning Kapat, Senin (24/9), berlangsung lancar dihadiri ribuan umat sejebag Desa Pakraman Gelgel, Klungkung maupun warga seantero Bali yang mengikuti ritual pewintenan. 
 
Ritual tahunan setahun sekali  di Pura Dasar  Buana Gelgel,Klungkung yang digelar Desa Pakraman Gelgel yang dimotori warga Krama subak sejebag Klungkung bagian selatan ini, digelar sebagai wujud rasa sukur para petani yang tergabung dalam  krama subak, atas hasil panen pertanian yang mereka nikmati sekaligus mempersembahkan dan mengucapkan rasa  sukur pada Ide Shang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai  Ide Betare Sri atas hasil yang melimpah dinikmati seluruh warga petani yang ada diwilayah wewengkon Desa Pakraman Gelgel.
 
Klian Subak Gede Suwecapura Kadek Martana menyebutkan Selaku Klian Subak Gede yang membawahi 4 subak diwilayah Klungkung bagian selatan antara lain Desa Gelgel,Tojan, Kamasan dan Klotok yaitu subak Toya Ee, Subak Toya cau, Subak Kacang Dawa serta subak Pegatepan. Dimana seluruh subak yang ada tersebut berkewajiban menyelenggarakan upakara setahun sekali  Pengusaban Jagat utawi Ngusaba Nini di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung ini sebagai bentuk tanggung jawab krama subak.
 
Bendesa Pekraman Gelgel Klungkung Putu Arimbawa menyebutkan puncak karya Ngusaba nini ini dilaksanakan Desa Pekraman selaku Manggala Karya, menyebutkan selaku ujung tombak pelaksanaan  karya diemban dan dipertanggungjawabkan oleh krama subak sejebak wilayah Klungkung bagian selatan yang terdiri dari 4 subak ageng antara lain Subak Ee,Subak Pegatepan, Subak Kacang Dawa, dan Subak Cau yang membentang dari wilayah Klungkung bagian selatan. Namun Desa Pekraman Gelgel tetap bertanggung jawab serta  ikut mensukseskan pelaksanaan Karya Pengusabaan Nini ini hingga selesai dan tuntas. Dipuncak Karya Pengusaban juga digelar ritual Pawintenan agung serta ritual metiti mamah dipenghujung jalannya Karya Pengusaban Nini.
 
Menurutnya, seusai ritual pewintenan ini digelar dengan keikutsertaan warga yang mewinten sebanyak  278 orang warga dari seluruh Bali ini dan dipungkasi dengan persembahyangan bersama. Sebagai pemungkas ritual Upakara Ngusaba Jagat utawi Ngusaba Nini ini dilaksanakan upakara metiti mamah. "Dalam  ritual ucakara Metiti Mamah ini seluruh Ide Betare Dangke yang berjumlah 28 Pura ini mengikuti ritual metiti mamah mengiringi Ide Betare Pura Dasar Buana, Gelgel dengan mengelilingi wewengkon Pura Dasar Buana sebanyak tiga kali seraya menginjak kepala kerbau yang bertanduk emas," sebutnya.
 
Disebutkan pula, sehari sebelum puncak Karya Pengusaban ini  pada sehari sebelumnya Minggu redite (23/9) digelar upakara "Moga Kala" yang diselenggarakan setelah matahari terbenam di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung.
 
Pangeling Pura Dasar Buana, Gelgel, Ide Cokorda Gde Ngurah menyebutkan puncak karya Pengusaban Jagat ini diiringi ritual upakara Pewintenan yang diikuti sekitar 278 warga dari sejebag Bali antara lain ada dari  Klungkung sendiri serta dari Kabupaten lainnya dari Kodya Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, Karangasem, Bangli, Jembrana dan Singaraja. Disebutkan peserta yang terbanyak pewintenan datang dari wilayah Kodya Denpasar menyusul wilayah badung dan selanjutnya karangasem, Bangli, Jembrana  dan Singaraja.
 
Puncak Karya Pengusaban Jagat utawi  Ngusaba Nini ini dipuput oleh beberapa sulinggih antara lain yang muput di Utama Mandala Ide Peranda Istri Gria Dawan, Ide Perande Gde Putra Gria Jumpung, Ide Peranda Gria Kediri Kamasan. Sementara yang muput  di Madya Mandala Ide Dalem Sogata, sedangkan  di Pura Puseh dipuput ide Peranda Istri Suyatni dari Gria Kediri, Kamasan, Klungkung.
 
Seorang pewintenan dari Banjar Ketapang Lelateng, Jembrana yang mengaku bernama Made Sudana ditemui di sela-sela ritual pewintenan menyatakan dirinya mengikuti ritual pewintenan ini semata-mata untuk pembersihan diri. "Saya merasa lebih lengkap jika mewinten di pusat jagat Bali  yaitu di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung," ujar Made Sudana.
 
Sementara peserta pewintenan asal Dadia Dauh Taman Bali, Bangli yang namanya tidak ingin dikutip menyatakan dirinya merasa lengkap mewinten di Pura Dasar Buana, Gelgel, Klungkung ritatkala upakara Karya Ngusaba Jagat utawi Ngusaba Nini yang diselenggarakan setahun sekali. ”Saya tetap tangkil di Pura Dasar Buana saat petirtaan Pemacekan Agung  di Pura Dasar Buana ,Gelgel,Klungkung berlangsung,” ujarnya tegas.