Pungutan Retribusi di Pasar Kidul Menurun | Bali Tribune
Diposting : 1 July 2017 11:51
Agung Samudra - Bali Tribune
Pasar
TUTUP - Kios di lantai II Pasar Kidul tutup ditinggal mudik.

BALI TRIBUNE - Hari raya lebaran yang identik dengan tradisi pulang kampung (mudik) oleh umat muslim yang tinggal diperantauan , ternyata berimbas pada hasil pungutan retribusi di Pasar Kidul Bangli. Terjadi penurunan hasil pungutan retribusi hingga mencapai 30 persen.

Menurut Sekretaris Pengelola Pasar Kidul Bangli, Jro Mangku Suta, bersamaan dengan hari raya lebaran dan di beberpa tempat dilaksanakan upacara ngaben massal ternyata pendapatan darai hasil pungutan retribusi menurun drastis. Kata pria asal banjar Geriya ini , banyak lapak dan kios tutup karena  ada yang ditinggal mudik dan ada pula karena  melaksanaan kegiatan upcara keagamaan.

Dia mencontohkan, banyak pedagang  kain, asesioris  di lantai dua, dan pedagang daging ayam yang menempati lapak  di lantai satu tutup karena ditinggal mudik. Tidak itu saja, banyak  pedagang buah dan kebutuhan sarana upacara tutup karena pedagang berkutat dengan kegiatan upacara keagaman.

Kondisi yang sama juga terjadi di pasar senggol, hampir  separuh  lebih pedagang  tidak berjualan karena ditinggal mudik ”Bertepatan dengan hari raya lebaran dan di beberapa tempat dilaksanakan upacara keagaman  suasana pasar sangat sepi,” ujarnya.

Lanjutnya, banyaknya peadagang yang tidak berjualan, berdampak pada hasil pungutan retribusi, yakni terjadi penurunan  pungutan hingga 30 persen. Sebutnya jika situasai normal, dalam sehari hasil pungutan retribusi sebesar Rp 2 juta. “Kalau musim seperti saat ini  hasil pungutan  berkisar 1,4 juta,” ungkapnya.

Dia memprediksi kondisi ini akan berjalan hingga akhir  Agustus, karena di beberapa tempat berlangsung kegiatan upacara keagamaan. “Dalam waktu dekat ini untuk wilayah kota saja ada dua tempat melangsungkan kegiatan upacara pengabenan,” jelasnya.

Lantas disinggung target yang dicanagkan pemerintah dari  pungutan retribusi?  Kata dia memang setiap tahunnya ada peningkatan, tahun 2017 target yang dipasang Rp 900 juta. “Melihat kondisi pasar yang belum representaif  mungkin agak sulit merealisasikan target itu , namun demikian  pengelola pasar  akan bekerja dengan semangat agar bisa  mencapai target itu “ tegasnya.