Ratusan Orang Meninggal HIV/AIDS, Kesadaran Masyarakat Masih Rendah | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 7 December 2017 22:07
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
HIV-AIDS
MASIH RENDAH - Upaya kuratif dan promotif yang dilakukan untuk meningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap penularan HIV-AIDS yang kini masih rendah.

BALI TRIBUNE - Jumlah kasus HIV/AIDS di Jembrana hingga kini masih terbilang cukup tinggi, bahkan jumlah angka kematian akibat HIV/AIDS mencapai ratusan jiwa. Data yang diperoleh di Sekretariat Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Jembrana, Rabu (6/12), tercatat akumulasi jumlah kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jembrana sejak tahun 2015 sudah mencapai 855 kasus yang terdiri dari 57 % pasien lai-laki dan 43 % pasien perempuan, masing-masing 258 kasus HIV dan 597 kasus AIDS dengan 313 pasien meninggal dunia. Sedangkan pada tahun 2017 ini tercatat 95 kasus baru terdiri dari 57 pasen laki-laki dan  38 perempuan masing-masing 35 kasus HIV dan 60 kasus AIDS dengan 21 orang telah meninggal dunia.

Persebarannya per kecamatan masing-masing 22 pasien di Kecamatan Melaya, 30 pasien di Kecamatan Negara, 14 pasien di Kecamatan Jembrana, 20 pasien di Kecamatan Mendoyo dan di Kecamatan Pekutatan sebanyak 9 pasien. Pasien HIV-AIDS tersebut didominasi oleh usia produktif rentang umur 20-40 tahun sebanyak 76 kasus sedangkan 1 kasus pada bayi, 1 kasus pada balita dan usia diatas 40 tahun sebayak 30 kasus. Sedangkan dari indicator pekerjaan masih didominasi oleh karyawan swasta 63 %, ibu rumah tangga 24 %, PNS 3 % dan WTS 3 % serta 7 % profesi lainnya. Kunjungan klinik  Volunter Conseling Test (VCT) tahun 2017 sebanyak 4.531 meningkat 200 orang dari tahun 2016 sebanyak  4.341 pasien dengan penularan melalui hubungan seksual yang tidak aman (heteroseksual).  Kunjungan terbanyak di Klinik VCT RSU Negara. Sebanyak 272 pasien HIV-AIDS hingga kini rutin mendapatkan obat Anti Retro Viral (ARV).

Sekretaris KPAD Kabupaten Jembrana, dr. I Gusti Bagus Oka Parwata dikonfirmasi kemarin mengatakan, berdasarkan data KPAD Provinsi Bali, Kabupaten Jembrana masih berada di posisi keenam  atau dari total kasus HIV/AIDS di Bali yang mencapai 17.744 kasus, sebanyak 912 kasus merupakan warga Jembrana. Perbendaan jumlah kasus antara data KPAD Kabupaten Jembrana dan KPAD Provinsi Bali itu diamininya. Menurutnya, seluruh fasilitas pelayayan kesehatan baik milik pemerintah (Puskesmas dan RSU Negara) maupun rumah sakit swasta di Jembrana telah memiliki Klinik VCT termasuk di Rutan Kelas II B Negara.

Pihaknya menjamin ketersediaan obat ARV yang memang harus dikonsumsi secara teratur seumur hidup oleh pesien HIV/AIDS. Ketersedian obat ARV di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana dikatakannya setiap bulan selalu dipastikan aman hingga enam bulan berikutnya, begitupula ketersediaannya di RSU setiap bulannya sangat terjamin hingga tiga bulan berikutnya. “Sesuai SOP tidak boleh ada stock out sehingga setiap bulan dilakukan pengisian untuk beberapa bulan kedepannya. Penambahannya berdasarkan kasus terbaru dan kini tanpa melihat lagi status CD 4 pasien, kalau sudah positif pasti diberikan terapi dan pasien harus siap menjalani pengobatan seumur hidup,” tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, dr. I Putu Suasta juga tidak menampik kesadaran masyarakat Jembrana terhadap penularan HIV-AIDS masih stagnan. “Kalau dilihat dari data pemeriksaan VCT disimpulkan kesadaran masyarakat masih stagnan, Kesadaran hanya pada kelompok-kelopok tertentu bahkan untuk pemeriksaan satatus HIV harus dipaksa dan ibu hamil diharuskan sebelum melahirkan,” ungkapnya.

Selain kuratif (pengobatan) dan rehabilitasi, pihaknya tetap melakukan upaya preventif dan promotif kendati diakuinya upaya tersebut hasilnya tidak signifikan. “Fenomena kesadaran masyarakat terhadap HIV tidak seantusias seperti kesadaran untuk menjaga kesehatan fisik. Sehingga melalui pasraman juga wajib materi HIV-AIDS selain program pendekatan keluarga,” jelasnya.