Ratusan Pengungsi Kembali Datangi Bangli, Disdikpora Sediakan Ruang Khusus UAS | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 27 November 2017 18:47
Agung Samudra - Bali Tribune
pengungsian
TIBA - Para pengungsi baru tiba di posko pengungsian SKB, Kayuambua, Susut, Bangli.

BALI TRIBUNE - Setelah beberapa pekan meninggalkan posko pengungsian, ratusan pengungsi kembali mendatangi pokso pengungsian di Bangli, pasca terjadinya erupasi Gunung Agung. Para pengungsi asal Karangasem ini  mendatangai  posko induk di Kelurahan Kubu, Bangli dan posko di SKB Bangli, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli, Minggu  (26/11).

Warga pengungsi yang datang sebagian besar adalah pengungsi yang sebelumnya mengungsi di wilayah Bangli. Ditemui di posko pengungsi SKB, Susut, salah seorang pengungsi  Ni Wayan Simpen asal asal Banjar Cegi, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, mengaku kalau  warga di kampungnya kini diliputi perasan was- was, apalagi  gunung yang disucikanya itu mulai  meluncurkan abu disertai jilatan api. “Karena takut, saya buru-buru, dan tidak sempat berkemas-kemas takut ditinggal,” sebutnya.

Pengungsi lainya I Wayan Ngarti asal Banjar Perasan, Desa Bonyoh, Kubu, Karangsem  mengaku berangkat dari  kampungnya sekitar pukul 06.00 wita pagi hari  dan samapi di posko SKB sekitar pukul 07.30 wita . Sebutnya ia mengaku baru kali ini mengungsi ke Bangli, sebelumnya ia  tinggal bersama anaknya yang tinggal di wilayah Badung.

Kepala Dinas Sosial Bangli I Nengah Sukarta menyampaikan pergerakan pengungsi masih berangsung, pihaknya masih terus melakukan pendataan jumlah pengungsi yang datang ke posko induk maupun posko di SKB Bangli. Disinggung ketersediaan logistik, pihaknya mengatakan untuk sementara masih aman. Beras yang tersedia hamper 22 ton, hanya saja perlu lauk pauk.

Hari pertama pengungsi yang baru datang ini mendapatkan nasi bungkus, karena belum ada perlengkapan masak. Ia menyinggung untuk posko pengungsian Kubu mampu menampung pengungsi sebanyak 2000 jiwa. 

Koordinator logistik posko pengungsian I Made Wista menambahkan kendala yang dialami pihaknya saat ini yakni kurangnya perlengkapan masak pengungsi. Para pengungsi sedikit yang membawa perlengkapan memasak. Sebelumnya pengungsi pendapat bantuan kompor, namun saat balik ke tempat asal kompor juga ikut dibawa. Hanya saja saat ini warga yang kembali kepengungsian tidak membawa perlengkapan. “Memang kompor bantuan dari donator yang diberikan bagi pegungsi, tentu kami tidak berhak untuk menarik. Ada beberapa warga yang sudah membawa perlengkapan sehingga bisa memasak secara mandiri,” jelasnya.  Disamping itu kendala yang dihadapi yakni ketersedian  gas untuk memasak.

Kemudian untuk sementara berdasarkan data BPBD Bangli jumlah pengungsi di pokso induk 261 jiwa dan di posko SKB 249 jiwa sehingga total 510 jiwa. Dimungkinkan jumlah pengungsi akan terus bertambah seiring pergerakan aktivitas gunung Agung

 

Sediakan Ruangan UAS

 

Sementara menyikapi kelanjutan pendidikan bagi anak-anak yang tinggal dipengungsian , Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora ) Bangli langsung bergerak . Bahkan salah satu tempat di posko SKB Bangli akan disulap menjadi tempat penyelenggaran UAS bagi siswa SD.

Sekretaris Disdikpora Bnagli, I Nyoman Sedana ST ditemui di posko pengungsi SKB Kayuambua , mengatakan  pasca kedatangan para pengungsi pihaknya langsung memerintah  para kepala sekolah melakukan pendataan jumlah siswa pengungs. Pihak juga telah memerintahkan sekolah untuk menerima siswa pengungsi, walaupun mereka datang  tanpa mengenakan seragam.

Untuk siswa pengungsi memang diarahkan sekolah dekat dengan posko pengungsian. Kalau daya tampung sekolah penerima  tidak memungkinkan  akan dirujuk ke sekolah terdekat berikutunya.

Disinggung pelaksanaan UAS akan berlangsung hari ini? Kata Sedana pihaknya telah menyediakan ruang khusus untuk pelaksanaan UAS bagi siswa SD,khususnya untuk siswa pengungsi di kecamatan Susut Lanjutnya untuk materi UAS, bila nantinya pihak darisekolah asal yang mengadakan, pihaknya mememinta agar segera dikordinasikan, begitupula kalau kewewenangan diserahkan ke kita, maka kita siap melaksanakannya. “Nanti akan kita gunakan ruang aula SKB yang mampu menampung 80 siswa, sedangkan untuk pengawasan kita  berdayakan guru- guru kita,” jelas Nyoman Sedana.