Remaja Korban Penganiayaan Dirawat Intensif Di RSUP Sanglah | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 12 August 2016 11:51
Valdi S Ginta - Bali Tribune
RSUP Sanglah
Putu Ngurah Bagus Ramawijaya bersama ayahnya di ruang Asoka I RSUP Sanglah.

Denpasar, Bali Tribune

Pasca menjalanin operasi, Putu Ngurah Bagus Ramawijaya (15), kini hanya bisa terbaring lemah di atas ranjang di ruang Asoka I RSUP Sanglah Denpasar. Remaja yang menjadi korban penganiayaan di Jalan Gatot Subroto (Gatsu) Barat, wilayah Kerobokan Kaja, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Rabu (10/8), ini merupakan salah satu diantara dua korban lainnya yakni I Putu Krisna Adinata, dan Komang Adi (15).

Akibat kejadian horror itu, siswa SMP PGRI 3 Denpasar ini mengalami luka terparah dibandingkan kedua korban lainnya. Bahu kanannya mengalami luka terbuka akibat terkena tebasan senjata tajam (sajam) hingga membuat tulang bahunya patah. Tim dokter pun langsung melakukan tindakan operasi serta pemasangan pen sekitar pukul 16.00 Wita, Rabu (10/8).

Ditemui di ruang perawatan Angsoka 1 bagian ortopedi, RSUP Sanglah, Kamis (11/8), dengan kondisi yang masih lemas, Bagus menceritakan kronologi kejadian mengerikan itu. Sekitar pukul 01.00 Wita, Rabu (10/8), dia bersama empat temannya, termasuk Adi sedang menikmati makan malam, pada salah satu warung yang menyediakan masakan babi genyol di kawasan Gatsu Barat.

Lanjut dia, usai makan sekitar pukul 02.00 Wita, dia bersama teman-temannya pun memutuskan pulang ke rumah masing-masing. “Nama teman-teman saya itu Andi, Anom, dan Adi (yang juga jadi korban). Saya dibonceng sama Andi, naik motor Honda Scoopy, sedangkan Adi diboncengan sama Anom naik motor Honda Beat milik saya,” ungkapnya, sembari menegaskan dirinya hanya bertemu dengan Adinata saat melintas di sebuah persimpangan Jalan Gatsu Barat.

Imbuhnya, saat dia, Andi, Anom dan Adi melintas di jalan perempatan Jalan Gatot Subroto Barat yang menghubungkan antara Muding dan kolam renang Dharmapala, motor yang ditunggangi oleh mereka tiba-tiba dipepet segerombolan orang bercadar. Tanpa sepatah kata, orang-orang tersebut langsung menebas bahu kanan Bagus.

“Saat sudah ditebas, saya dan Adi terpisah. Kami lari untuk menyelamatkan diri. Andi juga membawa saya ke RS Bali Med,” ungkapnya, sembari mengatakan sebelumnya dirinya tidak tahu jika Adinata juga menjadi korban dalam kejadian ini. Dirinya dirujuk dari RS Bali Med ke RSUP Sanglah, Rabu (10/8) sekitar pukul 14.00 Wita.

Saat disinggung Apakah Bagus, Adi dan Adinata satu kelas? Pria yang masih duduk di bangku kelas dua SMP itu berkata tidak. Adinata dan Bagus memang sama-sama duduk di bangku kelas dua SMP, namun lain kelas. Sedangkan Adi merupakan kakak kelas mereka. Selama ini dia bersama dengan teman-temannya merasa tidak memiliki musuh. Terlebih lagi mengikuti organisasi masyarakat dan geng motor.

Ditemui di tempat yang sama, Wayan Wasista (42), selaku ayah Bagus mengatakan, sekitar tiga atau empat hari lagi, anak pertamanya itu segera diperbolehkan pulang oleh pihak dokter. Namun, melihat kondisi tangan anaknya yang terkadang masih terasa perih dan bengkak, dirinya berencana untuk meminta izin agar pihak sekolah SMP PGRI 3 Denpasar dapat memaklumi kondisi anaknya.

“Sekitar pukul 11.00 Wita, Kamis (11/8), ada dokter forensik, sepertinya dari kepolisian melakukan visum. Lukanya juga kan di sebelah kanan. Masih susah nulis. Semoga saja pihak sekolahnya bisa memaklumi,” kata Wayan Wasista.

Sementara itu, Adinata dan Adi sudah diperbolehkan pulang oleh pihak medis RSUP Sanglah, pada Rabu (10/8). Kedua pria tersebut juga mengalami luka sayatan yang sama, namun tidak separah Bagus. Adinata mengalami luka sayatan pada bagian pergelangan tangan kanannya, serta luka tembak pada bagian bahu kirinya. Adi mengalami luka sayatan pada bagian belakang kepalanya.