Ribuan Penyeberang Antre di Padang Bai | Bali Tribune
Diposting : 27 July 2018 12:43
Redaksi - Bali Tribune
ANTRE – Ribuan penumpang tampak mengantre masuk kapal fery yang akan membawanya ke Pelabuhan Lembar (NTB). Antrean ini terjadi lantaran buruknya cuaca di Selat Lombok, sehingga berpengaruh terhadap rute pelayaran dari Padang Bai ke Lembar maupun ke Pulau Gili Trawangan.
BALI TRIBUNE - Hingga Kamis (26/7) petang, antrean kendaraan penyeberang masih terus mengular dan bahkan tambah parah. Berdasarkan pantauan koran ini di Pelabuhan Padang Bai kemarin, antrean kendaraan yang didominasi truk barang dan kendaraan pribadi, sudah mencapai 10 kilometer atau sudah sampai di By pass Ida Bagus Mantra, Klungkung.
 
Sejumlah personel dari keepolisian Polsek Padang Bai dan Polres Karangasem dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas guna mengatasi terjadinya kemacetan di jalur Denpasar-Amlapura dan arah sebaliknya.
 
Tidak hanya kendaraan truk, ribuan penumpang juga terlihat membludak dan antre menunggu adanya kapal fery yang bongkar muat. Membludaknya jumlah penumpang pejalan kaki ini terjadi pasca hantaman ombak tinggi di wilayah pesisir laut selatan pada Rabu (26/7) lalu, sebab sebagian besar dari penumpang tersebut berangkat dengan tujuan Pulau Nusa Penida, Klungkung. Begitu kapal KMP Nusa Jaya Abadi atau kapal roro tujuan Nusa Penida tiba dan sandar untuk bongkar muat, ribuan penumpang yang sudah menunggu dari pagi langsung berdesakan untuk masuk ke dalam kapal.
 
 Sementara itu, cuaca buruk dan gelombang tinggi yang terjadi di perairan Selat Lombok bagian utara yang menjadi jalur penyeberangan fery dari Padang Bai tujuan Pelabuhan Lembar dan Gili Trawangan Lombok, juga mengakibatkan terjadinya keterlambatan kedatangan kapal dari Pelabuhan Lembar. Belum lagi kapal yang akan berlabuh tersebut dihadang terjangan ombak pantai di dua dermaga di Padang Bai. Sebagian besar nahkoda memilih untuk menunda sandar hingga hantaman ombak tinggi mereda.
 
 Supervisi PT ASDP Padang Bai, Susmadi kepada wartawan ini di Dermaga I Padang Bai, kemarin mengatakan, sejak Rabu malam terjangan ombak pantai terjadi dan cukup mengganggu aktivitas bongkar muat kapal.
 
“Masalahnya cuman terjangan ombak pantai. Jadi bongkar muat kapal harus menunggu hingga ombak pantai mereda. Setelah itu baru dilakukan bongkar muat! Apalagi di Dermaga II sangat rentan terkena hantaman ombak pantai,” ungkapnya.
 
 Dijelaskannya, sebenarnya cuaca di tengah perairan Selat Lombok masih cukup aman dan kendalanya hanya hantaman ombak pantai saja. Sementara untuk mengatasi antrean panjang, pemberangkatan kapal dari Padang Bai tidak lagi menggunakan jadwal, artinya begitu ada kapal yang sandar langsung muat.
 
Sementara itu, panjangnya antrean dan lamanya pergerakan antrean kendaraan mulai membuat para sopir truk mengeluh. Selain kesulitan mendapatkan makanan, para sopir yang rata-rata harus dua hari bermalam dalam deretan antrean panjang ini mulai mengeluh kehabisan bekal.
 
“Saya dua malam berada dalam antrean di jalan menuju pelabuhan. Saya juga tidak tau kapan bisa diseberangkan, soalnya kapalnya seperti ini sedikit yang berangkat,” kesah Joni Efendi, salah satu sopir truk sembako asal Sumbawa, NTB. Selain kehabisan bekal, Joni yang truknya memuat sembako ini mulai khawatir barang muatannya akan rusak sebelum sampai tujuan.