RSUP Sanglah Tolak Bayi Lahir Kejang | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 30 August 2016 10:02
Ketut Sugiana - Bali Tribune
RSUP Sanglah
Bayi yang lahir kejang-kejang mendambakan bantuan.

Semarapura, Bali Tribune

Bayi anak ketiga dari pasangan Kadek Supradnya Yasa dengan Luh Yasti, warga asal Banjar Gelagah Desa Bunga Mekar, Nusa Penida ini mengalami kejang-kejang sejak lahir pada Sabtu (27/8) di Puskesmas I Nusa Penida.

Melihat keanehan ini, oleh Puskesmas I Nusa Penida dirujuk ke RSUD Klungkung, namun karena keterbatasan peralatan pihak RSUD Klungkung menyuruh kedua orangtua bayi tersebut membawanya ke RSUP Sanglah Denpasar.

Namun anehnya,  pihak  RSUP Sanglah tidak bisa menerima bayi malang tersebut dengan alasan  penuh. Manajemen RSUP Sanglah sempat juga menganjurkan agar bayi tersebut dibawa ke salah satu RS Swasta, yang dianggap memiliki peralatan memadai.

Menurut penjelasan Luh Yasti, Senin (29/8), saat dirinya akan melahirkan pada bukaan kesepuluh, ketuban belum pecah. Akhirnya ketuban dipecah secara bantuan medis oleh pihak Puskesmas I Nusa Penida.

Setelah anaknya lahir,  kata dia, bayi tidak bisa menangis dan kejang-kejang. Pihak Puskesmas kemudian merujuk ke UGD RSUD Klungkung beberapa saat setelah bayi itu lahir. Namun karena pihak RSUD Klungkung angkat tangan, maka disuruhnya bayi itu dibawa ke RSUP Sanglah, hingga akhirnya terjadilah penolakan oleh RSUP Sanglah.

Yasti mengatakan dirinya harus meminjam uang demi bayinya agar mendapatkan penanganan medis di rumah sakit swasta. Setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga dengan kondisi keadaan terpaksa, mereka akhirnya merawat bayinya itu di salah satu RS swasta  di Denpasar dengan biaya melangit sekitar  Rp5 juta lebih per hari. “Itupun belun termasuk obat-obatan dan biaya lainnya,” ujarnya.

Ia mengaku sempat minta bantuan lewat telepon kepada kepala dinas terkait yang ada di Provinsi Bali, dan disanggupi akan menelepon pihak RSUP Sanglah agar pasien bisa diterima dengan pelayanan JKBM.

“Namun sampai saat ini belum ada informasi apa-apa dari dinas terkait. Kami sebagai keluarga kurang mampu semakin  resah, cemas dan bingung untuk mencari biaya perawatan anak saya ini, mohon  bantuan dan perhatian Bapak Wakil Gubernur Bali serta yang lainnya yang mengetahui kondisi kami ini,” ujarnya memelas.