Rumah Balian Ludes Terbakar, Barong yang Disungsung Tinggal Puing | Bali Tribune
Diposting : 2 July 2019 14:38
Agung Samudra - Bali Tribune
Bali Tribune/ LUDES - Kondisi rumah Jro Tapakan Kartik ludes terbakar.
balitribune.co.id | Bangli - Kebakaran menghanguskan  rumah milik I Nengah Darmayasa alias Jero Kartik (46) asal Banjar Penaga, Desa Metro, Kecamatan Tembuku, Bangli, Senin (1/7)  sekitar pukul 04.00 Wita. Selain menghangsukan dua bilik rumah, juga menghanguskan barong yang disungsung oleh Jro Katik  yang kesohor namanya sebagai balian Tapakan. 
 
Di balik musibah kebakaran yang terjadi, ada  pengakuan mistis dari Jro Katik, dimana dua minggu sebelum rumahanya terbakar sempat mendapat pawisik. Kepada bali tribune Jero Kartik mengungkapkan, kebakaran mengakibatkan dua  bilik rumahnya ludes. Untuk bangunan rumah bagian timur, terdiri dari 3 ruang yang meliputi 1 kamar suci dan 2 kamar tidur. Bangunan yang sebelah barat terdiri dari 5 ruangan termasuk ruang tamu. Rumah  sebelah timur ia tempati bersama istri Ni Nengah Mertayani, dan anaknya Ni Wayan Selpiani. Sementara bangunan sebelah barat  yang terdiri dari 4 kamar  dan 1 kamar tamu dimanfaatkan untuk kos
 
Jero Kartik menuturkan, kebakaran terjadi sekitar pukul 04.00 Wita. Saat itu seluruh penghuni rumah masih tertidur lelap. Istrinya sontak terbangun dari tidurnya  saat  mendengar suara ledakan di atas plafon kamar. Karena curiga lantas, pihaknya langsung bangun dan berniak mengecek sumber suara. Ternyata saat keluar kamar sudah ada kobaran api di atap rumah. Pihaknya pun berupaya membangunankan penghuni kos yang juga merupakan siswa kursus untuk magang ke Jepang. Karena api sudah membesar barang-barang tidak ada yang bisa diselamatkan.
 
Dalam peristiwa kebarakan barong yang disungsung balian ini juga ludes terbakar. Jero Kartik mengungkapkan barong yang terbakar berwujud barong ket, selain itu ada juga satu buah punggulan barong ket. Punggalan barong ket sejatinya baru tiga minggu lalu dipulangkan. Yang mana sebelumnya telah diberikan kepada Jero  Partini yang juga masih satu  desa. "Ada tiga minggu lalu dibawa ke sini, alasanya karena ada sesuaitu  yang kurang enak. Sampai di sini dibuatkan upacara pembersihan," akunya. 
 
Diakui, Jero Kartik berencana memindahkan barong dan punggalan barong ket dipindahkan ke bangunan yang sebelah barat. Memang sebelumnya barong dan punggelan berada di tengah-tengah antara bangunan sebelah timur dan bangunan barat. "Rencananya akan kami pindahkan. Tapi sekitar dua minggu lalu saya dapat pawisik agar barong tidak dipindahkan," ungkapnya. 
 
Jero Kartik menambahkan, sebelum kebarakan di rumahnya, lebih dulu  atau sekitar setahun lalu terjadi kebarakan di rumah milik I Nyoman Loling yang juga memiliki punggalan barong ket. Pada tahun 2008 lalu dirinya bersama salah satu sanggar membuat barong. Yang mana memanfaatkan pohon pule sebagai bahan dari punggalanya. "Satu pohon cukup besar sehingga bisa membuat tiga punggalan. Saat itu proses pembuatan dilakukan di rumah saya. Satu punggalan untuk Jero Partini, satu untuk Nyoman Loling. Yang ada di rumah Nyoman Loling lebih dulu terbakar, dan punggalan yang dibawa Jero Partini baru ini dikembalikan," kata Jero Kartik. Pasca kebarakan, keluarga Jero Kartik mengaku  menumpang di rumah saudaranya yang masih diareal pekarangan tersebut. 
 
Kasubbag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi mengungkapkan untuk sementara bangunan masih dipasang police line. Diperkirakan pemicu kebarakan adalah bersumber dari percikan api yang timbul akibat korsleting listrik.  Akibat kejadian tersebut korban diperkirakan mengalami kerugian Rp 500 Juta. ”Petugas masih terus mendalami kasus kebakaran tersebut, namun dugaan sementra kebakaran terjadi akibat hubungan arus pendek listrik di rumah korban,” sebut AKP Sulhadi.